Jawabannya adalah, ya, tapi juga tidak.
Ada sebuah lembaga yang berhak untuk menamai objek-objek alam semesta, mulai dari objek langit sekadar asteroid kecil hingga objek sebesar galaksi. Mereka adalah International Astronomical Union (IAU). Untuk menamai sebuah bintang, maka kamu harus mendapatkan persetujuan dari IAU.
Sejauh ini, sudah ada sebagian bintang dengan nama-nama tradisional yang telah diwariskan oleh astronom-astronom terdahulu. Sementara bintang-bintang lainnya diberi nama dalam beberapa ratus tahun terakhir oleh astronom-astronom yang paling berpengaruh di masanya. Seperti misalnya Aldebaran, Rigel, dan Sirius tadi.
Namun, sebaian bintang lainnya, terutama yang redup, hanya diberi koordinat dan kode angka dalam sebuah katalog. Ada jutaan bintang di luar sana yang hanya dinamai dengan kode huruf dan angka, seperti misalnya bintang HR 7001 dan bintang 2MASS J18365633+3847012. Tapi, mengapa demikian? Mengapa tidak semua bintang memiliki nama yang mudah diingat?
IAU sendiri sebenarnya tidak pernah membuka kesempatan siapapun untuk membeli bintang dan lalu menamainya, dan mungkin mereka tidak akan pernah membukanya. Mereka berpendapat, jauh lebih berguna bagi para astronom untuk mencari serta mempelajari bintang, daripada pusing untuk sekadar memberinya nama.
Ya, alasan utama IAU menamai bintang-bintang cukup dengan kode dan angka adalah agar memudahkan dalam menemukan, mendeskripsikan, mendiskusikan, dan mempelajari sebuah bintang. Penandaan bintang secara alfanumerik biasanya diurutkan menurut posisinya, yang membuatnya mudah dicari dalam katalog bintang.
Bintang-bintang juga dilabeli dengan data koordinat yang tepat (posisi di langit), yang dapat dengan mudah ditemukan melalui kode dan nomor dalam sebuah katalog. Nama-nama seperti Aldebaran, Rigel, dan Sirius hanya diperuntukan bagi bintang-bintang terang yang bisa diamati dengan mata telanjang, tapi sama sekali tidak praktis untuk katalog yang berisi jutaan bintang.
Lalu, bagaimana dengan perusahaan swasta yang menawarkan layanan untuk menamai bintang? Sekadar informasi, masing-masing perusahaan swasta tersebut memiliki basis data yang berisi katalog bintang pribadi mereka sendiri. Mereka akan memberikan kamu sertifikat dan petunjuk koordinat untuk menemukan bintang yang kamu beli di langit.
Namun sayangnya, nama-nama bintang yang kamu beli nantinya tidak diakui oleh IAU. Dengan kata lain, hal ini seperti merupakan klaim sepihak. Bintang yang kamu beli hanya diakui oleh perusahaan swasta tempat di mana kamu membeli bintang tersebut, warga dunia, khususnya di kalangan akademisi, tidak tahu (dan mungkin tidak peduli).
Kamu juga tidak akan melihat namamu muncul dalam jurnal penelitian ilmiah (apabila bintang yang kamu beli dinamai sesuai dengan namamu dan kebetulan sedang diteliti sekelompok astronom). Bahkan, bintang yang kamu beli di perusahaan tertentu mungkin telah diberi nama juga oleh orang lain di perusahaan lain yang berbeda.
Jadi, bagaimana? Masih ingin menamai sebuah bintang dengan nama kamu atau nama orang terkasih?
Sumber: International Astronomical Union