Ilustrasi planet Mars miliaran tahun yang lalu ketika masih memiliki lautan. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Meskipun saat ini diketahui air cair pernah mengalir di permukaan planet Mars, sifat air dan kapan tepatnya air tersebut mengalir di permukaan Mars masih menjadi sebuah pertanyaan terbuka utama bagi para astronom dalam ilmu keplanetan.
Temuan ini berasal dari analisis wilayah permukaan Mars yang relatif halus yang berada di sisi utara Hellas Basin. Dengan diameter 2.300 km, Hellas Basin adalah salah satu kawah terbesar kedua di Mars dan se-Tata Surya yang pernah diketahui, dan diperkirakan telah terbentuk sekitar 4 miliar tahun lalu.
"Wilayah permukaan di tepi utara Hellas Basin awalnya kami kira merupakan tempatnya gunung berapi," kata Francesco Salese dari IRSPS, Università Gabriele D'Annunzio, Italia, penulis utama pada penelitian ini. "Namun, penelitian kami menunjukkan sebaliknya. Helas Basin ternyata merupakan daratan vulkanik yang terbalut oleh sedimen tebal."
Batuan vulkanik (beku) dan sedimen terbentuk dengan cara yang berbeda. Vulkanik, seperti namanya, perlu adanya aktivitas vulkanisme dari internal planet Mars untuk terbentuk, sementara batuan sedimen biasanya dalam proses pembentukannya membutuhkan air. Diperkirakan, tebalnya sedimen di wilayah ini merupakan hasil dari pengendapan lautan air di masa lalu.
"Daratan kaya sedimen yang kami temukan di Hellas Basin diperkirakan terbentuk 3,8 miliar tahun yang lalu," kata Salese. Ada beberapa model penelitian tentang bagaimana kondisi masa lalu Mars, namun dari semuanya pasti melibatkan keberadaan air cair, walau dalam cara yang sangat berbeda.
Beberapa studi menunjukkan bahwa masa lalu Mars, sekitar lebih dari 3,7 miliar tahun yang lalu, memiliki iklim yang hangat (Mars saat ini kering), yang memungkinkan adanya lautan atau bahkan samudra air cair di permukaan Planet Merah. Lalu entah mengapa, Mars yang berair di masa lalu ini kemudian kehilangan medan magnet dan atmosfer, membuatnya menjadi lebih dingin, kering, dan gersang seperti yang kita lihat sekarang.
"Memahami Mars yang pernah memiliki iklim yang lebih hangat dan basah adalah kunci dalam pencarian kami untuk meneliti kehidupan masa lalu di Planet Merah," kata salah satu astronom yang ikut meneliti hal ini, Nicolas Mangold dari CNRS-Insu, Nantes University, Prancis.
"Jika kita dapat memahami bagaimana iklim Mars berkembang, kita akan memiliki pemahaman yang lebih baik dari apakah kehidupan pernah bisa berkembang di sana, dan di mana tepatnya kehidupan tersebut berada. Kita juga bisa belajar banyak tentang planet berbatu pada umumnya, yang bisa diterapkan dalam meneliti planet ekstrasurya."
Citra topografi Mars, Helas Basin merupakan wilayah biru di sisi selatan Mars. Kredit: NASA/JPL-Caltech |