Ilustrasi. Kredit: Pexels, InfoAstronomy.org |
Mulai dari konjungsi planet, tiga hujan meteor, hingga Supermoon terakhir tahun ini bakal menghiasi langit malam sepanjang Desember 2016. Berikut ini telah kami rangkum jadwalnya. Silakan bookmark artikel ini sebagai kalender astronomi Anda, ya!
3 Desember 2016: Konjungsi Bulan dengan Planet Venus
Desember ini dibuka dengan peristiwa langit berupa konjungsi Bulan dengan Venus. Belakangan ini, Anda mungkin sering melihat objek seperti bintang yang sangat terang di langit arah barat saat senja. Faktanya, objek tersebut bukanlah bintang, melainkan planet Venus.Dalam astronomi, sederhananya konjungsi merupakan peristiwa ketika dua atau lebih benda langit tampak terlihat berdekatan di langit Bumi.
Bulan dan Venus akan tampak seolah berdekatan pada 3 Desember 2016. Keduanya hanya akan terpisah sejarak 5°48' satu sama lain. Dari Indonesia, Bulan dan Venus mulai terlihat pukul 18:10 waktu setempat, kala itu mereka akan berada di ketinggian 39° di atas cakrawala barat daya daerah Anda.
Karena Bumi berotasi, Bulan dan Venus akan tenggelam di ufuk barat daya sekitar 3 jam 10 menit setelah Matahari tenggelam, atau tepatnya pada pukul 21:05 waktu setempat. Bulan akan bersinar terang dengan magnitudo -10,5, sementara Venus dengan magnitudo -4,7. Keduanya berada di konstelasi Sagitarius.
5 Desember 2016: Konjungsi Bulan dengan Planet Mars
Setelah "berkencan" dengan Venus pada 3 Desember, Bulan yang masih dalam fase sabit muda akan bertemu dengan Mars pada 5 Desember 2016. Bulan dan Mars akan berada pada pendekatan terdekat mereka, masing-masing hanya akan terpisah sejarak 2°52' satu sama lain di langit Bumi.Di Indonesia, pasangan benda langit ini sudah terlihat sekitar 5 menit setelah azan Maghrib. Saat itu, Bulan dan Mars akan berada pada ketinggian 60° di atas cakrawala barat daya daerah Anda. Bila diamati dengan mata telanjang, Mars akan tampak bagai titik merah terang di dekat Bulan Sabit.
Sayangnya, pasangan ini akan terlalu luas terpisah untuk muat dalam satu bidang pandang teleskop. Bulan akan bersinar dengan magnitudo -11,3 di rasi bintang Aquarius, dan Mars bersinar dengan magnitudo 0,2 di rasi bintang tetangga Capricornus.
9 Desember 2016: Hujan Meteor Puppid-Velid
Ini adalah hujan meteor pembuka pada Desember 2016, hujan meteor Puppid-Velid. Hujan meteor ini akan mencapai tingkat maksimum aktivitasnya pada tanggal 9 Desember 2016. Walau begitu, beberapa "bintang jatuh" akan tampak terlihat setiap malam dari tanggal 17 November 2016 hingga awal Januari 2017.Jika Anda mengamati hujan meteor ini di lokasi pengamatan yang gelap dan cerah, Anda bisa menemukan 15 lesatan meteor per jam (ZHR). Sayangnya, Bulan sudah berusia 10 hari pada saat aktivitas puncak, cahayanya yang terang dapat meredupkan meteor-meteor yang kecil.
Untuk menyiasatinya, amatilah hujan meteor ini mulai tengah malam sampai Subuh. Karena pada saat itu, langit sudah benar-benar gelap. Semua meteor pada hujan meteor ini akan tampak muncul dari rasi bintang Vela. Walau begitu, kadang meteor bisa muncul dari segala penjuru langit. Jadi tidak perlu telekop untuk mengamatinya, cukup berbaring dan amati langit sepanjang malam.
11 Desember 2016: Saat Terbaik untuk Mengamati Awan Magellan Besar
Galaksi satelit Awan Magellan Besar. Kredit: Martin Marthadinata |
Pada 11 Desember 2016, galaksi satelit Awan Magellan Besar akan mencapai titik tertinggi di langit sekitar tengah malam waktu setempat daerah Anda. Berada di deklinasi -69°45', menjadikannya paling mudah diamati di belahan Bumi selatan, termasuk Indonesia.
Di Indonesia, galaksi satelit Bimasakti ini bisa diamati mulai 19:02 waktu setempat, ketika ia berada di ketinggian 11° di atas cakrawala selatan daerah Anda. Dan kemudian, Awan Magellan Besar bakal mencapai titik tertinggi di langit pukul 23:52 waktu setempat, ketinggiannya 26° di atas cakrawala selatan.
Kabar baiknya, galaksi satelit Awan Magellan Besar akan muncul dengan magnitudo 0,9, sehingga dapat terlihat dengan mata telanjang dengan syarat lokasi pengamatan Anda bebas polusi cahaya dan cuaca cerah. Pengamatan terbaik bisa dilakukan menggunakan binokuler ataupun teleskop.
14 Desember 2016: Hujan Meteor Geminid vs Supermoon
Tahun ini bukan menjadi tahun yang baik untuk pengamatan hujan meteor Geminid, sebab puncaknya akan bertepatan dengan fase Bulan Purnama. Cahaya Bulan yang sangat terang saat purnama dapat menurunkan intensitas puncak hujan meteor Geminid.Dari yang diperkirakan akan muncul 100 meteor per jam, tahun ini diperkirakan intensitasnya turun 5 sampai 10 kali lipat. Tapi jika beruntung, Anda bisa saja melihat Bulan Purnama dihiasi oleh lesatan meteor-meteor terang sepanjang malam.
Menariknya, Bulan Purnama pada 14 Desember 2016 ini adalah Supermoon terakhir pada tahun 2016. Supermoon 14 Desember 2016 akan berada pada jarak 359.450 kilometer dari Bumi dengan diameter sudut 33,24 menit busur. Sebagai perbandingan, Supermoon 14 November 2016 kemarin berada pada jarak 356.523 kilometer dari Bumi dengan diameter sudut 33,52 menit busur.
Bulan Purnama pada 14 Desember 2016 akan berada pada deklinasi +18°23' di rasi bintang Taurus, sementara titik radian hujan meteor Geminid akan berada pada +33° di rasi bintang tetangganya, Gemini.
15 Desember 2016: Planet Merkurius di Puncak Kecerlangannya
15 Desember 2016 menjadi saat terbaik untuk mengamati planet Merkurius. Di tanggal ini, planet terdekat Matahari kita tersebut akan bersinar dengan magnitudo -2,4, sehingga bisa diamati dengan mata telanjang.Kita di Indonesia bisa menemukan Merkurius pada pukul 18:15 waktu setempat. Kala itu, Merkurius akan berada pada ketinggian 16° di atas cakrawala barat daya daerah Anda. Tapi karena ukuran Merkurius yang kecil, Anda mungkin tidak mudah menemukannya. Disarankan mengamati lewat binokuler ataupun teleskop.
21 Desember 2016: Solstis Desember
21 Desember 2016 akan menjadi hari terpanjang di tahun 2016 untuk belahan Bumi selatan. Solstis Desember akan membawa Matahari muncul ke titik paling utara di langit, tepatnya di rasi bintang Capricornus pada deklinasi 23,5° S.Pada hari ini, Matahari akan terbit lebih condong ke tenggara. Hal ini membuat belahan Bumi selatan mengalami hari terpanas dalam setahun, dan belahan Bumi utara mengalami musim dingin. Indonesia sendiri tidak terlalu terpengaruh karena kita berada di ekuator.
22 Desember 2016: Hujan Meteor Ursid
Inilah hujan meteor terakhir di Desember dan juga terakhir di tahun 2016. Hujan meteor yang akan mencapai puncaknya pada tanggal 22 Desember 2016 ini sudah bisa terlihat setiap malam dari tanggal 17-25 Desember.Pada puncaknya, diperkirakan akan terlihat sekitar 10 meteor per jam (ZHR) jika Anda mengamatinya di lokasi pengamatan yang gelap dan cuaca cerah. Bulan akan berusia 23 hari pada saat aktivitas puncak, sehingga cahayanya tidak akan mengganggu pengamatan.
Titik radian hujan meteor ini adalah pada deklinasi +78° di rasi bitang Ursa Minor. Pada tengah malam, titik radian ini akan tampak 13° di atas ufuk utara daerah Anda. Hampir seluruh meteor akan tampak seolah muncul dari titik radian tersebut.
23 Desember 2016: Konjungsi Bulan dengan Planet Jupiter
Bulan dan Jupiter akan tampak berdekatan pada tanggal ini, keduanya hanya akan terpisah 2°17' satu sama lain di langit Bumi. Di Indonesia, pasangan ini akan terlihat mulai pukul 00:54 waktu setempat, atau 4 jam dan 41 menit sebelum Matahari terbit, hingga hilang dalam cahaya fajar pada pukul 05:20 waktu setempat.Pada konjungsi ini, Bulan akan bersinar dengan magnitudo -11,4, sementara Jupiter dengan magnitudo -1,9. Baik Bulan maupun Jupiter bisa diamati dengan mata telanjang di seluruh Indonesia apabila langit cerah.
Nah, itulah jadwal peristiwa langit yang bakal terjadi sepanjang Desember 2016. Mana peristiwa langit yang paling Anda tunggu? Semoga langit cerah dan selamat observasi!