Planet Jupiter. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Seperti yang sudah disinggung di atas, Jupiter merupakan planet raksasa gas. Diameter di ekuatornya mencapai 142.984 km, dengan luas permukaan mencapai 61,4 miliar km^2. Jupiter memiliki kemiringan sumbu 3,13°, massanya adslah 318 kali massa Bumi, volume 1.321 kali volume Bumi, densitasnya 1,33 g/cm^3, serta gravitasinya 2,3 kali lebih kuat dari gravitasi Bumi.
Planet ini memiliki inti kecil yang terbuat dari batuan cair, inti ini dilingkupi lapisan hidrogen logam, cair, dan gas. Tidak ada permukaan yang jelas. Sementara atmosfernya sebagian besar berupa hidrogen, hidrogen sulfida, sedikit helium, sedikit metana, uap air, amonia, dan gas-gas lain. Karena terletak jauh dari Matahari, hanya ada sedikit perubahan musim di Jupiter.
Jupiter memiliki beberapa fitur yang berhasil dipetakan para astronom, yang pertama adalah bintik merah besar. Ini merupakan sistem badai raksasa yang 3 kali lebih besar daripada Bumi, mengitari Jupiter hanya di bagian selatan ekuator sekali setiap 6 hari.
Fitur selanjutnya adalah bintik putih, yakni sebuah sistem badai sirkular yang lebih kecil dalam atmosfer Jupiter, memiliki ukuran setara dengan diameter Bumi. Ada juga bintik cokelat, sebuah wilayah badai yang mungkin lebih hangat daripada awan yang melingkupinya.
Sama seperti Saturnus, planet Jupiter juga memiliki cincin. Sayangnya, cincin yang terdiri atas debu yang terpental dari satelit Jupiter akibat tumbukan meteor ini terlalu kecil dan redup untuk diamati dari Bumi. Cincin Jupiter terbagi atas lima bagian, yang pertama adalah cincin halo, cincin utama, cincin gossamer dalam, cincin gossamer luar, dan terakhir cincin terluar.
Jupiter memiliki jumlah satelit alami sekitar 60 lebih dan diperkirakan masih ada yang belum ditemukan. Sejarah awal penemuan satelit satelit Jupiter adalah ketika Galileo Galilei menemukan 4 satelit utama Jupiter pada 7–11 Januari 1610. Satelit-satelit tersebut lantas dikenal dengan nama Galilean.
Penemuan ini menjadi bukti bahwa Bumi bukan pusat segalanya dan memperkuat pemikiran bahwa planet, seperti Bumi dan Jupiter, berevolusi mengitari Matahari. Akibat penemuan inilah, satelit-satelit lainnya ditemukan. Satelit alami terbesar milik Jupiter diberi nama Ganimede, yang juga merupakan satelit alami terbesar di Tata Surya.
Yang menarik adalah, Jupiter tidak hanya merupakan pernah terbesar, tetapi juga berputar sangat cepat, yakni satu kali dalam waktu kurang dari 10 jam Bumi. Kecepatan rotasi bagian atas atmosfer di ekuator 5 menit lebih cepat daripada di kutub, sehingga atmosfer Jupiter terus-menerus terpilin dan terkoyak.
Sebagai planet raksasa, massa Jupiter dua kali lebih berat daripada massa tujuh planet lainnya di Tata Surya yang digabungkan. Jika Jupiter memiliki massa 50 kali lebih berat dari massanya saat ini, maka ia akan bersinar menjadi bintang seperti Matahari.
Itulah dia seluk beluk tentang planet Jupiter, sudah kenal lebih jauh kan sekarang? Jangan lupa share, ya!