Ilustrasi robot penjelajah Bulan milik Jerman buatan Audi, Audi Lunar Quattro. Kredit: PT Scientist |
Yap, selain untuk meneliti dan menjelajahi permukaan Bulan, misi ini akan mengonfirmasi benar atau tidaknya pendaratan manusia di Bulan yang berlangsung dari misi Apollo 11 hingga Apollo 17 lebih dari 40 tahun yang lalu, dengan memotret lokasi pendaratan misi-misi tersebut.
Para ilmuwan di balik ide ini menamai dirinya sebagai PT (Part-Time) Scientist, yang bermitra dengan pembuat mobil asal Jerman Audi untuk masuk ke dalam kontes Google Lunar X-Prize. Mereka akan memperebutkan hadiah sebesar 30 juta dolar AS untuk dana mendaratkan robot di Bulan.
Saat ini, tim ilmuwan tersebut baru saja menandatangani kontrak dengan perusahaan kedirgantaraan AS, Spaceflight Industries, untuk melakukan peluncuran misi sebelum akhir 2017, yang mungkin akan menggunakan jasa roket Falcon 9 milik SpaceX.
Untuk dapat mendaratkan robot di Bulan, PT Scientist mengembangkan dua buah modul Bulan yang bernama ALINA (Autonomous Landing and Navigation), serta dua robot penjelajah bernama Audi Lunar Quattro untuk melakukan penjelajahan di Bulan dan memotret keadaan sekitar di Bulan.
Robot penjelajah Audi Lunar Quattro ini akan dilengkapi dengan empat roda, panel surya, baterai isi ulang, dan kamera beresolusi tinggi. Selain itu, robot ini juga dilengkapi sistem perkebunan mini untuk meneliti bagaimana tanaman bisa tumbuh di Bulan.
Jika pendaratan berjalan mulus sesuai rencana, modul ALINA dan robot Audi Lunar Quattro hanya akan berjarak 200 meter dari lokasi pendaratan misi Apollo NASA di mana di sana masih terdapat mobil yang dikendarai astronot di Bulan, Lunar Roving Vehicle.
Sejauh ini, belum ada lagi misi pendaratan manusia ke Bulan sejak tahun 1972 (misi Apollo 17) karena perlu anggaran yang sangat besar. Lembaga-lembaga antariksa lainnya kini juga telah mengubah prioritas misi luar angkasa mereka, terutama NASA yang kini fokus ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dan menjelajahi Mars.