Ilustrasi saat terjadi Solstis Desember. Kredit: timeanddate.com |
Solstis Desember menandai peristiwa ketika Matahari berada tepat di atas kepala untuk wilayah-wilayah yang terletak di Tropic of Capricorn. Pada solstis Desember ini, siang hari akan berlangsung lebih cepat di belahan Bumi utara, dan berlangsung lebih lama di belahan Bumi selatan. Untuk Indonesia, perbedaan siang malam tidak akan jauh berbeda karena kita berada di ekuator.
Solstis Desember terjadi ketika Matahari mencapai deklinasi paling selatan, yakni -23,4 derajat. Dengan kata lain, wilayah Kutub Selatan akan lebih condong ke Matahari dibandingkan Kutub Utara. Hal tersebut akan membuat Matahari tidak akan terbenam di Antartika hingga 6 bulan ke depan, dan Matahari tidak akan terbit di Arktik.
Pada solstis Desember ini, kita juga merayakan (secara tidak resmi) hari pertama musim dingin di belahan Bumi utara dan hari pertama musim panas di belahan Bumi selatan. Mengapa tidak resmi? Karena awal musim dingin dan musim panas yang dianggap dimulai ketika soltis merupakan sebuah tradisi, bukan keputusan yang resmi.
Setelah Matahari mencapai titik paling selatan di kubah langit pada solstis Desember ini, kita akan menyaksikan Matahari akan tampak berada di titik muncul yang sama selama beberapa hari sebelum akhirnya ia mulai bergerak lagi ke lintasan utara sampai solstis Juni 2017 mendatang.