Permukaan Titan dipotret oleh wahana antariksa Huygens. Kredit: NASA/JPL-Caltech/ESA |
Wahana antariksa Huygens berhasil mengirimkan banyak data mengenai Titan ke pusat pengendali di Bumi yang berada di Darmstadt, sebelah Barat Jerman. Keberhasilan pendaratan Huygens kala itu disampaikan Direktur Jenderal Agensi Antariksa Eropa (ESA) Jean Jacques Dordain dalam sebuah konferensi pers di Darmstadt.
Titan merupakan salah satu tempat di Tata Surya yang paling mirip dengan Bumi. Seperti Bumi, Titan mempunyai atmosfer, tetapi lebih tebal dan lebih tinggi daripada atmosfer kita. Atmosfer tebal ini melingkupi permukaan Titan seperti selimut kabut berwarna oranye, menyembunyikan rahasia-rahasianya dari mata kita.
Saat ini para astronom sedang meneliti seperti apakah permukaan Titan. Untuk itu, para astronom merekonstruksi bagaimana wahana antariksa Huygens mendarat di Titan dan didapatkan bahwa saat mendarat, wahana Huygens sempat melambung, meluncur, dan bergoyang setelah mendarat.
Setelah itu, wahana antariksa berbentuk mirip piring terbang tersebut melambat akibat gesekan dengan permukaan tanah dan ketika akan berhenti, Huygens sempat bergetar bolak-balik sebanyak lima kali dan diam 10 detik kemudian.
Pada studi sebelumnya, disimpulkan bahwa Huygens mendarat di tepi danau hidrokarbon Titan. Selama ini beberapa ratus danau dan laut telah berhasil diamati oleh wahana antariksa Cassini yang bertugas di orbit Saturnus. Namun dengan suhu minus 179 derajat Celcius, Titan tidak memiliki air dalam wujud cair. Yang ditemukan berwujud cair yaitu hidrokarbon dalam bentuk metana dan etana.
Pada studi sebelumnya, disimpulkan bahwa Huygens mendarat di tepi danau hidrokarbon Titan. Selama ini beberapa ratus danau dan laut telah berhasil diamati oleh wahana antariksa Cassini yang bertugas di orbit Saturnus. Namun dengan suhu minus 179 derajat Celcius, Titan tidak memiliki air dalam wujud cair. Yang ditemukan berwujud cair yaitu hidrokarbon dalam bentuk metana dan etana.