Sisa supernova SN 1006. Kredit: NASA/ESA/STScI |
Ketika sebuah bintang mati, ledakannya bakal spektakuler, kehancuran sebuah bintang dapat melepaskan jumlah massa dan energi yang luar biasa besar. Bintang yang meledak bahkan akan 100 kali lebih terang dari kecerahan awalnya.
Namun, hanya beberapa varietas bintang yang bisa mengakhiri hidupnya dalam supernova, dan astronom telah membagi supernova menjadi dua kategori dasar: Supernova tipe Ia dan supernova tipe II. Proses supernova bervariasi, tergantung pada massa bintang itu sendiri.
Supernova tipe Ia pada umumnya diperkirakan berasal dari bintang katai putih dalam sistem biner. Ketika gas dari bintang pendamping terakumulasi ke bintang katai putih, bintang katai putih tersebut akan terkompresi, dan akhirnya memicu reaksi nuklir yang mengarah pada ledakan supernova yang dahsyat.
Sementara supernova tipe II merupakan ledakan sebuah bintang raksasa yang massannya sekitar 8 hingga 15 kali massa Matahari. Supernova tipe II juga terjadi saat bintang runtuh ke dalam gravitasinya sendiri karena tidak mampu lagi untuk menopangnya.
Jadi, supernova hanya terjadi pada bintang yang telah habis masa hidupnya. Di mana awalnya akan terjadi pembengkakan bintang sebelum meledak. Bintang membengkak karena mengangkat inti helium di dalamnya ke permukaan. Sehingga bintang akan menjadi sebuah bintang raksasa yang amat besar, dan berwarna merah. Di bagian dalamnya, inti bintang akan semakin meyusut. Dikarenakan penyusutan ini, maka bintang semakin panas dan padat.
Saat semua bagian inti bintang telah hilang, dan yang tertinggal di dalam hanyalah unsur besi, maka kurang dari satu detik kemudian suatu bintang memasuki tahap akhir dari kehancurannya. Ini dikarenakan struktur nuklir besi tidak memungkinkan atom-atom dalam bintang untuk melakukan reaksi fusi untuk menjadi elemen yang lebih berat.
Pada tahap ini, suhu pada inti bintang semakin bertambah hingga mencapai 100 miliar derajat Celsius. Kemudian energi dari inti ini ditransfer menyelimuti bintang yang kemudian meledak dan menyebarkan gelombang kejut. Boom!
Saat gelombang ini menerpa material pada lapisan luar bintang, maka material tersebut menjadi panas. Pada suhu tertentu, material ini berfusi dan menjadi elemen-elemen baru dan isotop-isotop radioaktif. Gelombang kejut akan melontarkan material-material bintang ke ruang angkasa.
Itulah proses bagaimana sebuah bintang bisa meledak. Hal ini juga membuktikan bahwa tidak ada yang abadi di alam semesta.
Sumber: Reference.com, Space.com.