Komet C/1996 B2 Hyakutake. Kredit: Michael Jaeger |
Komet merupakan benda angkasa yang terbuat dari debu dan es yang terdiri dari metana, karbon dioksida, amonia dan bahan lainnya yang membentuk inti berbatu. Jadi, komet sebenarnya tidak berekor, ia hanya semacam bola salju kotor yang bergerak melalui ruang angkasa mengelilingi Matahari.
Komet baru mengembangkan ekornya ketika mereka mendekati Matahari, atau dalam astronomi disebut perihelion. Ketika bergerak dekat dengan Matahari, panas dari Matahari bakal menguapkan beberapa bahan penyusun komet, melepaskan partikel debu yang terperangkap di dalam es.
Kombinasi tekanan radiasi Matahari dan angin Matahari menghembuskan gas dan debu dari inti komet, membentuk dua ekor terpisah: ekor gas dan ekor debu. Kedua ekor ini juga memiliki arah yang berbeda-beda.
Ekor gas pada sebuah komet cenderung bergerak menjauhi Matahari. Ekor ini merupakan bentuk gas yang terdorong menjauh oleh radiasi Matahari. Sementara itu, ekor debu arahnya melengkung mendekati Matahari akibat dari tarikan gravitasi Matahari. Kerapatan ekor komet sendiri sangat kecil, bahkan lebih kecil jika dibandingkan dengan kerapatan ruang hampa yang dihasilkan oleh Bumi.
Hal ini karena sangat besarnya volume selubung ekor komet yang dihasilkan. Semakin mendekat komet dengan Matahari, maka semakin panjanglah ekor komet dan semakin banyak pula materi yang hilang. Tapi sebaliknya, semakin menjauh komet dengan Matahari, maka semakin pendek ekor komet.
Bukan Hanya Komet yang Berekor
Komet bukan satu-satunya benda angkasa di Tata Surya yang memiliki ekor. Pengamatan terbaru menunjukkan bahwa bahkan asteroid dapat memiliki ekor debu, contohnya asteroid P/2013 P5.Asteroid P/2013 P5 ini secara aktif melontarkan ekor debunya secara periodik selama beberapa bulan. Tidak hanya dua ekor seperti komet, asteroid ini memiliki enam ekor. Para astronom meyakini bahwa laju rotasinya turut andil dalam lontaran debu tersebut dan bukan akibat tumbukan dengan objek lain.
Asteroid P/2013 P5 yang berekor enam. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Tekanan radiasi dari Matahari juga membantu mempercepat rotasi asteroid tersebut, sehingga materi di permukaannya terlepas dari pengaruh gravitasi asteroid yang tidak terlalu besar. Dan di permukaannya sudah dipastikan tidak ada es sehingga mekanisme ekor di asteroid ini sangat berbeda dengan komet.
Hingga saat ini, diperkirakan sudah ada 100 hingga 1.000 ton debu yang terlontar dari asteroid tersebut. Jumlah ini tidaklah seberapa dibandingkan ukuran asteroid yang memiliki diameter lebih dari 400 meter.
Jadi, sudah tahu kan mengapa komet memiliki ekor serta ternyata bukan hanya komet saja yang memiliki ekor? Jangan lupa bagikan wawasan baru ini ke teman-teman Anda.