Matahari dipotret melalui teleskop ALMA. Kredit: ALMA/ESO/NAOJ/NRAO |
ALMA sendiri adalah sebuah teleskop terbesar sekaligus tertinggi dan terkuat di dunia. Bahkan proyek pembuatan ALMA merupakan proyek astronomi terbesar sepanjang sejarah manusia. Dengan predikat teleskop tercanggih di dunia maka tak heran misi dari teleskop ALMA adalah memecahkan misteri bagaimana proses penciptaan alam semesta. Termasuk asal-usul unsur terciptanya Matahari, bintang, planet, dan manusia.
Teleskop berbasis darat ini dibangun jauh di gurun Cile, di salah satu tempat terkering di Bumi. ALMA berada pada ketinggian 16.400 kaki, kira-kira setengah tinggi jelajah pesawat jet jumbo. Rangkaian teleskop ALMA terdiri dari 66 antena raksasa yang mengumpulkan gelombang radio samar dari angkasa luar untuk diproses oleh superkomputer.
Teleskop ALMA biasanya digunakan untuk menyelidiki gelombang radio yang dikeluarkan oleh beberapa galaksi yang paling jauh alam semesta. Tapi dalam observasi Matahari ini, teleskop ALMA mendemonstrasikan bahwa ia bisa digunakan juga untuk mengumpulkan gelombang radio yang dirilis oleh kromosfer Matahari.
Citra Matahari di atas merupakan citra hasil olahan dari gelombang radio pada 2,5 hingga 3 milimeter, menunjukkan kondisi pada dua kedalaman kromosfer yang berbeda. Citra terbaru ini bisa memberikan lebih banyak wawasan terkait fisika Matahari.
Bintik Matahari berbentuk kura-kura seukuran dua kali diameter Bumi dipotret oleh teleskop ALMA. Kredit: ALMA |
Bintik Matahari sendiri adalah bagian dari permukaan Matahari yang dipengaruhi aktivitas magnetis hebat, yang mengakibatkan terhambatnya konveksi, membentuk daerah bersuhu lebih rendah yang akan muncul dengan warna lebih gelap (hitam).
"Kita terbiasa melihat bagaimana Matahari kita muncul dalam cahaya tampak, yang mana hal itu hanya dapat memberikan informasi kepada kita tentang permukaan dinamis dan atmosfer energik dari Matahari," kata Tim Bastian, seorang astronom di National Radio Astronomy Observatory, AS.
"Untuk memahami fisika Matahari lebih dalam, kita perlu mempelajarinya melalui seluruh spektrum elektromagnetik, termasuk spektrum milimeter dan submilimeter yang dapat diamati melalui teleskop radio ALMA."
Antena teleskop ALMA secara khusus dirancang untuk menurunkan silau Matahari, sehingga pengamatan dapat dilakukan dengan aman tanpa merusak instrumen ALMA. Menurut pernyataan European Southern Observatory (ESO), ini adalah penelitian pertama yang mengukur emisi radio Matahari.