Wilayah Tartarus Dorsa di permukaan Pluto. Kredit: NASA/JHUAPL/SwRI |
Dibentuk oleh erosi, fitur es yang dikenal sebagai penitentes, yaitu salju di permukaan yang tinggi dan runcing karena tiupan angin yang kuat, ditemukan di permukaan Pluto pada wilayah berbentuk mangkuk. Penitentes di Pluto diperkirakan memiliki ketinggian ratusan meter.
Penelitian yang dipimpin oleh John Moores dari York University, Toronto, AS dan bekerja sama dengan para ilmuwan di Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory serta NASA Goddard Space Flight Center, menunjukkan bahwa fitur es seperti ini diperkirakan mungkin ada juga di planet lain yang memiliki kondisi lingkungan serupa.
Identifikasi pegunungan es yang bernama wilayah Tartarus Dorsa di permukaan Pluto ini menunjukkan bahwa ternyata kehadiran atmosfer diperlukan untuk pembentukan penitentes.
Salju Metana
Berdasarkan analisa para astronom, salju yang terbentuk di Pluto terbuat dari metana, es nitrogen, dan karbon monoksida. Menariknya, es di Pluto memiliki sifat yang berbeda-beda dan masih terus dipelajari. Pada temperatur yang berbeda-beda, es di Pluto bisa memiliki struktur kristal yang juga berbeda. Perpaduan atau percampuran es di Pluto juga terjadi seperti baja yang terbuat dari karbon dan besi.Para astronom menyimpulkan, bahwa wilayah Pluto yang diselimuti dengan salju itu adalah molekul kompleks yang terbentuk ketika metana terkena sinar matahari. Di atas puncak gunung yang ditutupi dengan materi terang di wilayah tersebut adalah salju metana yang belum ditransformasi sepenuhnya, sehingga tampak kontras dengan warna merah gelap dari dataran sekitarnya.
Moores mengatakan meskipun lingkungan Pluto sangat berbeda dari Bumi. Suhu di Pluto begitu dingin, diperkirakan sekitar minus 190 hingga minus 204 derajat Celsius, sehingga metana yang ada dalam bentuk gas di Bumi merupakan benda cair atau bahkan padat di Pluto.
Temuan ini bakal dipublikasikan minggu ini di jurnal Nature.