Planet Jupiter. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Di planet terbesar se-Tata Surya ini, badai dapat tumbuh sampai diameter ribuan kilometer dalam waktu beberapa jam. Planet ini juga mengalami peristiwa angin tornado, petir, dan aurora di beberapa daerah.
Atmosfer Jupiter
Jupiter terdiri dari materi gas dan cair. Atmosfer luarnya merupakan gas, sementara interiornya terbuat dari bahan padat. Atmosfer teratas Jupiter terdiri dari sekitar 88-92% hidrogen, 8-12% helium, sertabeberapa persen molekul gas,Jupiter memiliki atmosfer planet terbesar di Tata Surya dengan ketinggian yang membentang hingga 5,000 km. Karena Jupiter tidak memiliki permukaan, dasar atmosfer ditentukan terletak di bagian dengan tekanan atmosfer sebesar 10 bar, atau sepuluh kali tekanan permukaan di Bumi.
Planet ini dilapisi oleh awan yang terdiri dari kristal amonia dan kemungkinan amonium hidrosulfida. Awan-awan tersebut terletak di tropopause dan tersusun menjadi lapisan-lapisan yang terletak di lintang yang berbeda. Lapisan-lapisan tersebut terbagi lagi menjadi "zona" dengan warna yang lebih cerah dan "sabuk" yang lebih gelap.
Atmosfer Jupiter, di kiri dipotret melalui inframerah, di kanan melalui cahaya tampak. Kredit: ESO |
Kedalaman lapisan awal Jupiter tercatat sebesar 50 km, dan terdiri dari paling tidak dua dek awan: dek bawah yang tebal dan wilayah yang tipis dan lebih jelas. Mungkin terdapat lapisan awan air yang tipis di bawah lapisan amonia, yang dibuktikan dengan ditemukannya kilatan di atmosfer Jupiter.
Hal ini disebabkan oleh polaritas air yang memungkinkan terjadinya pemisahan muatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan petir. Kekuatan pelepasan elektrik ini dapat mencapai seribu kali kekuatan petir di Bumi. Di awan-awan air dapat berlangsung badai petir yang didorong oleh panas dari bagian dalam.
Akibat kemiringan sumbu Jupiter yang rendah, kutub-kutub Jupiter menerima lebih sedikit radiasi Matahari bila dibandingkan dengan wilayah khatulistiwa. Konveksi di bagian dalam planet mengalirkan lebih banyak energi ke wilayah kutub, sehingga menyeimbangkan suhu di lapisan awan.
Bintik Merah Besar
Jupiter memiliki Bintik Merah Besar, yaitu badai antisiklon yang 3 kali lebih besar dari diameter Bumi dan terletak di 22° sebelah selatan khatulistiwanya. Badai ini sudah ada paling tidak semenjak tahun 1831, dan kemungkinan dari tahun 1665.Model matematis menunjukkan bahwa badai ini stabil dan mungkin merupakan ketampakan permanen. Badai ini cukup besar sehingga dapat dilihat dengan menggunakan telesko dari Bumi dengan bukaan 12 cm atau lebih besar.
Objek yang berbentuk oval ini berotasi melawan arah jarum jam dengan periode rotasi selama enam hari. Dimensi Bintik Merah Besar tercatat sebesar 24–40.000 km × 12–14.000 km. Diameternya cukup besar untuk menampung dua atau tiga diameter Bumi. Ketinggian maksimal badai ini adalah 8 km.
Bintik Merah Besar Jupiter. Kredit: Wikimedia Commons |
Wikipedia.org