Ilustrasi salah satu planet di sistem TRAPPIST-1. Kredit: ESO/M. Kornmesser/spaceengine.org |
Temuan ini berhaisl dilakukan menggunakan beberapa teleskop berbasis darat dan luar angkasa, termasuk Very Large Telescope milik European Southern Observatory (ESO) di Cile. Ketujuh planet ekstrasurya ini semuanya terdeteksi dengan metode transit; yakni ditemukan saat mereka lewat atau melintas di depan wajah bintang induknya dalam pengamatan dari Bumi.
Menurut makalah penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature, tiga dari tujuh planet yang mengitari bintang bernama 2MASS J23062928-0502285 atau disebut juga sebagai TRAPPIST-1 ini terletak di zona laik huni atau zona Goldilocks, meningkatkan kemungkinan bahwa sistem bintang ultra dingin seperti ini bisa menjadi tuan rumah bagi kehidupan asing.
Kurva cahaya bintang TRAPPIST-1 yang mengalami peredupan karena ada planet yang transit. Kredit: ESO/M. Gillon et al |
Dengan beberapa pengamatan yang dilakukan menggunakan teleskop TRAPPIST-South di Observatorium La Silla di Cile, teleskop radio Very Large Telescope (VLT) di Paranal, serta Teleskop Antariksa Spitzer milik NASA yang ada di orbit Bumi, keberadaan tujuh planet tersebut telah dikonfirmasi.
Ketujuh planet tersebut masing-masing dinamai TRAPPIST-1b, TRAPPIST-1c, TRAPPIST-1d, TRAPPIST-1e, TRAPPIST-1f, TRAPPIST-1g, dan TRAPPIST-1h sesuai dengan jaraknya dari bintang induk mereka.
Infografis perbandingan orbit. Kredit: ESO/O. Furtak. Alih bahasa: InfoAstronomy.org |
Penulis utama penelitan ini, Michaël Gillon dari University of Liège, Belgia, dilansir rilis pers ESO (23/2), menyatakan bahwa ia senang dengan temuan ini, "Ini adalah sebuah sistem planet yang luar biasa. Bukan hanya karena kami telah menemukan begitu banyak planet, tetapi karena mereka semua secara mengejutkan memiliki ukuran serupa dengan Bumi!"
Bintang TRAPPIS-1 hanya memiliki massa sekitar 8% massa Matahari. Ia merupakan sebuah bintang yang sangat kecil, bahkan hanya sedikit lebih besar dari planet Jupiter (lihat infografis di bawah). Bintang ini terletak di rasi bintang Akuarius, namun sangat redup karena merupakan jenis bintang kerdil merah.
Para astronom berharap ada banyak bintang kerdil merah lainnya yang menjadi bintang induk bagi banyak planet seukuran Bumi seperti TRAPPIST-1 ini, menjadikan mereka sebagai target yang menjanjikan dalam perburuan kehidupan di luar Bumi.
Salah satu astronom yang ikut meneliti, Amaury Triaud menambahkan, "Keluaran energi dari bintang kerdil seperti TRAPPIST-1 jauh lebih lemah daripada Matahari kita. Dengan begitu, planet (yang mengorbitnya) perlu berada di orbit yang jauh lebih dekat daripada orbit planet-planet di Tata Surya kita. Dan TRAPPIST-1 merupakan sistem bintang yang seideal itu!"
Sebuah perbandingan ukuran. Kredit: ESO/O. Furtak. Alih bahasa: InfoAstronomy.org |
Uniknya, orbit ketujuh planet di sistem TRAPPIST-1 ini tidak lebih besar daripada sistem orbit satelit Galilean yang mengelilingi Jupiter, dan bahkan juga jauh lebih kecil dari orbit Merkurius dalam mengelilingi Matahari di Tata Surya.
Namun, dengan ukuran bintang TRAPPIST-1 yang kecil, walaupun ketujuh berjarak sangat dekat dengan bintang induknya mereka tetap mendapatkan energi yang setara dengan yang diterima oleh planet-planet dalam (Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars) di Tata Surya kita.
Sebagai contohnya, planet TRAPPIST-1c, TRAPPIST-1d, dan TRAPPIST-1f diketahui menerima jumlah energi dari bintang induknya yang sertara dengan jumlah energi yang diterima Venus, Bumi, dan Mars dari Matahari kita.
Ilustrasi planet-planet di sistem TRAPPIST-1 dengan di Tata Surya kita. Kredit: NASA |
"Dengan generasi teleskop terbaru di masa mendatang, seperti European Extremely Large Telescope milik ESO dan Teleskop Antariksa James Webb milik NASA, ESA, dan CSA, kita akan segera dapat mencari air dan bukti kehidupan di sistem ini," tutup Emmanuel Jehin, salah satu astronom yang terlibat dalam penelitian ini.
Info lebih lanjut: Temperate Earth-sized planets transiting a nearby ultracool dwarf star. arXiv:1605.07211 [astro-ph.EP]