Ilustrasi. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
KELT terdiri dari dua teleskop, yakni KELT-North yang terletak di Arizona, AS dan KELT-South di Sutherland, Afrika Selatan. Sekelompok astronom ini dipimpin oleh Kim McLeod dari Wellesley College, Massachusetts, AS. Mereka menggunakan KELT-North untuk mengamati bintang KELT-18 (yang juga dikenal sebagai BD+60 1538 ataupun TYC 3865-1173-1).
Kurva cahaya dari bintang KELT-18 yang diperoleh teleskop KELT-North memungkinkan sekelompok astronom ini untuk mendeteksi sinyal transit dari adanya planet yang mengorbit bintang tersebut.
Sifat sinyal transit planet ini kemudian dikonfirmasi dalam penelitian fotometri dan pengamatan spektroskopi yang memanfaatkan jaringan observatorium di seluruh Bumi. Selain itu, para astronom ini juga menemukan parameter fundamental dari sistem planet yang baru ditemukan ini.
Kurva cahaya bintang KELT-18 dari 4162 kali observasi dengan KELT-North. Kredit: McLeod et al, 2017 |
Mengapa planet KELT-18b dikatakan sebagai planet-super-panas? Sebab ia diketahui mengorbit bintang induknya setiap 2,87 hari saja, dibandingkan dengan Bumi yang butuh 365 hari untuk sekali mengorbit Matahari. Hal ini mengindikasikan bahwa planet KELT-18b berada sangat dekat dengan bintang induknya tersebut.
Planet KELT-18b juga diketahui massanya 18% lebih besar dari massa planet Jupiter, sementara radiusnya sekitar 1,57 kali jari-jari Jupiter. Oleh karena itu, planet ini lebih besar dari yang seharusnya bila dibandingkan dengan ciri khas planet raksasa gas pada umumnya.
Selain panas dari bintang induknya, karena ukurannya yang besar juga membuat KELT-18b diklasifikasikan sebagai planet-sangat-panas dari proses inflasi internalnya. Hal ini bisa disebabkan oleh pemanasan gravitasi, pemanasan kinetik, hingga kekeruhan atmosfer.
Para astronom juga mencatat bahwa bintang induk KELT-18 (yang bermassa 1,52 kali massa Matahari dan berdiameter 1,98 kali jari-jari Matahari) memiliki bintang pendamping pada jarak sekitar 1.100 AU, yang dideteksi dari anehnya gerak orbit planet KELT-18b terhadap bintang induknya tersebut.
Temuan ini telah disajikan dalam sebuah makalah ilmiah yang diterbitkan pada 6 Februari 2017 di arXiv.org, baca makalahnya di sini.