Saturnus dalam gambar jarak menengah. Kredit: NASA |
Gambar inframerah jarak menengah tersebut merupakan pencitraan Saturnus berbasis darat dengan resolusi tertinggi yang pernah dibuat. Sekelompok astronom ini mengungkapkan bahawa bagian cincin yang disebut Celah Cassini dan cincin C ternyata lebih terang dari bagian cincin lain dalam gambar inframerah jarak menengah tersebut.
Penampilan cantik Saturnus beserta cincinnya telah lama membuat umat manusia terpesona. Cincin Saturnus sendiri terdiri dari partikel-partikel es yang tak terhitung jumlahnya yang mengorbit di atas ekuator Saturnus. Namun, asal-muasal partikel ini masih belum diketahui secara jelas dan rinci.
Pengukuran kecerahan dan suhu cincin utama Saturnus ini dilakukan oleh astronom Dr. Hideaki Fujiwara dan rekan-rekannya sejak Januari 2008 dengan menggunakan instrumen Cooled Mid-Infrared Camera and Spectrometer (COMICS) yang disematkan pada Teleskop Subaru untuk menghasilkan gambar Saturnus yang indah dan tak biasa.
Gambar tersebut dapat Anda lihat pada bagian atas artikel ini. Selama melakukan analisis, ia dan rekan-rekannya menemukan bahwa penampilan cincin Saturnus pada spektrum inframerah jarak menengah ternyata benar-benar berbeda dari apa yang terlihat dalam cahaya tampak (mata kita).
Cincin utama Saturnus terdiri dari cincin C, B, dan A, masing-masing memiliki populasi partikel es yang berbeda. Celah Cassini memisahkan cincin B dan A. Data COMICS tahun 2008 menunjukkan bahwa Celah Cassini dan cincin C lebih terang dalam panjang gelombang inframerah jarak menengah daripada cincin B dan A.
Lapisan cincin Saturnus. Kredit: Skyandtelescope.com |
Emisi termal dari partikel es pada setiap bagian cincin juga telah diamati pada inframerah jarak menengah, di mana diketahui partikel es yang lebih hangat merupakan partikel yang lebih terang. Dr. Fujirawa lantas mengungkapkan bahwa partikel es di Celah Cassini dan cincin C lebih hangat daripada partikel di cincin B dan A.
Hal ini disimpulkan karena partikel es yang berada di area Celas Cassini dan cincin C lebih mudah memanas ketika disinari oleh Matahari karena populasi mereka tidak banyak dan tidak terlalu padat serta memiliki permukaan yang lebih gelap.
Di sisi lain, dalam cahaya tampak, kita bisa dengan mudah melihat cincin Saturnus karena disinari oleh Matahari. Oleh karena itu, cincin B dan A, dengan populasi partikel yang lebih padat, akan selalu tampak cerah dalam cahaya tampak, sedangkan Celah Cassini dan cincin C akan muncul lebih redup dan bahkan tak terlihat.
Dari penelitian ini, diketahui Celah Cassini dan cincin C memiliki suhu sekitar -163 derajat Celcius, cincin B sekitar -203 derajat Celcius, cincin A sekitar -183 derajat Celcius.
Sumber: Phys.org, Sciencedaily.com, ESA.int