Gerhana Matahari Parsial berhasil diamati SDO, 25 Mei 2017. Kredit: NASA/SDO |
Transit Bulan di depan wajah Matahari yang sedang diamati oleh SDO tersebut tercatat berlangsung hampir satu jam, antara pukul 01:24 hingga 02:17 dini hari WIB. Dari gambar-gambar yang diperoleh SDO, diketahui Bulan menutupi sekitar 89 persen wajah Matahari.
26 Mei kemarin memang bertepatan dengan fase Bulan Baru, di mana sudut elongasi Bulan terhadap Matahari adalah hampir nol derajat. Dari sudut pandang tertentu, di posisi SDO misalnya, maka kita dapat melihat peristiwa gerhana Matahari.
Sayangnya, karena garis edar Bulan dalam mengelilingi Bumi yang miring sekitar 5 derajat terhadap ekliptika planet kita, membuat peristiwa gerhana Matahari tidak terjadi setiap fase Bulan Baru seperti pada tanggal 26 Mei 2017 kemarin.
Direncanakan, pada 21 Agustus 2017 mendatang, SDO akan menyaksikan gerhana Matahari seperti ini lagi, namun Bulan nantinya hanya akan menutupi sebagian dari wajah Matahari saja dari luar angkasa.
Pada hari yang sama, gerhana Matahari total pun akan terjadi di Bumi, yang akan bisa diamati Oregon sampai Carolina Selatan, Amerika Serikat. Sementara untuk wilayah Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika, Eropa, dan sebagian Asia, akan kebagian gerhana Matahari parsial. Sayangnya, Indonesia sedang malam hari sehingga tak dapat mengamatinya.
Inilah hasil penyatuan gambar dari gerhana Matahari parsial yang berhasil dipotret SDO:
Kredit foto: NASA/SDO |
Sumber: Phys.org.