Planet Saturnus. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Hal ini disebabkan karena Saturnus akan mencapai titik oposisinya. Atau dengan kata lain, Matahari-Bumi-Saturnus akan berada satu garis lurus di bidang edar Tata Surya. Peristiwa ini membuat Saturnus berada di jarak terdekatnya dengan Bumi sehingga akan tampak sangat terang dan sangat jelas bila diamati lewat teleskop.
Saturnus sendiri merupakan planet terjauh di Tata Surya yang dapat kita lihat dengan mudah tanpa bantuan teleskop. Ia bersinar secerah bintang-bintang dengan magnitudo -2, bahkan lebih terang daripada bintang Antares.
Ketika orbit Bumi membawanya melewati Saturnus dan Matahari, atau yang disebut oposisi ini. Maka Saturnus akan tampak lebih terang dari biasanya. Oposisi Saturnus tahun ini terjadi pada tanggal 15 Juni 2017 mendatang pukul 17.00 WIB.
Pada saat oposisi, kita dapat melihat Saturnus terbit di ufuk timur saat Matahari terbenam di ufuk barat. Dengan begitu, Saturnus akan terlihat sepanjang malam pada 15 Juni 2017 nanti. Dalam pandangan mata telanjang, kita akan melihat Saturnus bagaikan bintik terang yang tidak berkelap-kelip di rasi bintang Ofiukus.
Letak Saturnus pada 15 Juni 2017 pukul 07.00 PM. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org |
Oposisi Saturnus juga bukan merupakan peristiwa satu malam saja. Oposisi Saturnus akan membuat kita berada pada masa-masa yang asoy untuk mengamati Saturnus sepanjang bulan Juni, Juli, dan bahkan hingga Agustus 2017.
Untuk membuktikan bahwa objek yang kita amati memang merupakan Saturnus atau bukan, kita bisa menggunakan teknologi bernama teleskop. Sebab dengan pandangan mata telanjang, Saturnus hanya tampak bagai bintang kuning terang saja. Kita butuh teleskop untuk dapat melihat cincinnya.
Saturnus diamati lewat teleskop 700mm. Kredit: Sandi Astina Putra |
Yang jelas, peristiwa oposisi ini tidak akan menyebabkan dampak negatif apapun bagi Bumi, dan justru menjadi saat terbaik untuk melakukan pengamatan terhadap sang planet bercincin tersebut.
Selamat observasi!
Sumber: EarthSky, In-the-sky, Phys.org.