![]() |
Ilustrasi pembentukan bintang. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
"Arah pergerakan jet, kecepatan materialnya, dan jaraknya sangat tepat untuk skenario ini," kata Mayra Osorio, dari Astrophysical Institute of Andalucia (IAA-CSIC) di Spanyol. Osorio adalah penulis utama makalah studi ini di Astrophysical Journal.
Osorio dan rekan-rekannya mengetahui hal ini setelah mempelajari awan gas antarbintang raksasa yang berjarak sekitar 1.400 tahun cahaya dari Bumi di rasi bintang Orion, di mana di sana diketahui banyak bintang yang baru terbentuk.
Area langit di sekitar awan gas Orion tersebut sebenarnta telah dipelajari sebelumnya, namun Osorio dan rekan-rekannya baru bisa mengungkap rincian baru setelah melakukan serangkaian pengamatan pada frekuensi radio yang berbeda menggunakan VLA.
Gambar dari VLA menunjukkan bahwa sebuah protobintang yang lebih muda, yang disebut HOPS (Herschel Orion Protostar Survey) 108, terletak pada jalur keluaran material jet dari HOPS 370, sang bintang yang sudah lebih dulu terbentuk.
Hal ini menjadi bukti dari teori yang menyatakan bahwa gelombang kejut dari material jet yang bergerak cepat dari sebuah bintang yang baru lahir dapat bergerak ke segala arah hingga menabrak gumpalan gas lain di dekatnya dan memicu keruntuhan gumpulan gas tersebut menjadi sebuah protobintang.
Dari pengamatan lanjutan yang dilakukan, sekelompok astronom ini memperkirakan bahwa material jet dari HOPS 370 mulai menabrak gumpalan gas antarbintang lain sekitar 100.000 tahun yang lalu, yang memulai proses keruntuhan yang pada akhirnya menyebabkan pembentukan HOPS 108.
Sumber: Astrophysical Journal, arXiv.