Lautan warna-warni bintang. Kredit: NASA/ESA/Hubble |
Berikut ini, kami akan menjabarkan penjelasan ilmiah singkat dari warna-warna bintang untuk membantu Anda lebih menghargai apa yang Anda lihat saat melihat bintang di langit malam. Hanya dalam beberapa menit, Anda akan lebih mengerti tentang bintang daripada 99% orang di dunia. Tak percaya? Mari baca!
Bintang merupakan benda langit yang dapat memancarkan cahaya sendiri. Pancaran cahaya bintang sedikit mirip seperti bara yang menyala pada sebuah api unggun. Sama seperti api di Bumi, api berwarna merah bersuhu lebih rendah daripada bara berwarna biru. Hal ini jugalah alasan mengapa kompos gas ibu Anda menggunakan api biru; lebih panas.
Jadi, pada dasarnya, bintang yang berwarna merah lebih dingin (atau lebih tepatnya bersuhu lebih rendah) daripada bintang yang berwarna biru. Hanya dengan meneliti warna dari cahaya yang berasal dari bintang, dan menerapkan sedikit perhitungan fisika, adalah mungkin untuk memperkirakan suhu permukaan bintang tersebut.
Hal itu membuat para astronom tidak perlu repot-repot untuk membahayakan nyawanya untuk mengetahui suhu bintang dengan termometer. Astronomi adalah ilmu yang spesial di mana kita tidak perlu mengunjungi objek langit yang ingin diteliti.
Para astronom lebih suka mengklasifikasikan berbagai hal. Pada akhir abad 19, para astronom di Universitas Harvard mengembangkan sebuah sistem untuk mengklasifikasikan bintang-bintang yang tidak sesuai dengan warna, namun dengan kekuatan di mana gas hidrogen menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu.
Kelas bintang diberi label A sampai N untuk mengetahui kekuatan penyerapan hidrogen. Tapi, setelah beberapa saat, kelas bintang disederhanakan menjadi O, B, A, F, G, K, dan M (agar lebih mudah menghafalnya, ingat ini: Oh Be A Fine Girl Kiss Me). Ini adalah klasifikasi spektral Harvard, yang masih digunakan sampai sekarang. Lalu apa hubungannya dengan warna bintang? Teruslah membaca...
Seiring para astronom dan fisikawan belajar lebih banyak tentang struktur atom dan spektrum cahaya dari bintang, mereka menemukan bahwa sistem klasifikasi Harvard benar-benar menggambarkan suhu atmosfer bintang.
Mereka menemukan bahwa bintang tipe O memang lebih panas daripada bintang tipe B, dan bintang tipe B lebih panas daripada bintang tipe A, dan seterusnya sampai tipe M (paling dingin). Mereka juga mengonfirmasi bahwa bintang paling panas berwarna biru, dan bintang bersuhu menengah berwarna putih, sementara bintang-bintang dingin berwarna merah.
Berikut adalah ringkasan warna dominan dan suhu kelas utama bintang dalam klasifikasi Harvard:
Klasifikasi suhu dan warna bintang. Kredit: Wikimedia Commons |
Jadi, mengapa ada bintang biru, bintang kuning, bintang merah, tapi tidak ada bintang hijau? Ternyata, ada bintang hijau, yaitu bintang yang memancarkan sebagian cahaya mereka di bagian spektrum hijau. Namun, kombinasi total dari berbagai warna bintang "hijau" tampak putih bagi mata kita.
Para astronom pun mulai memahami bahwa bintang-bintang yang lebih biru secara intrinsik lebih terang karena lebih besar daripada bintang putih atau merah, dan bintang-bintang besar memiliki waktu hidup yang singkat dan lebih panas daripada bintang-bintang yang lebih kecil.
Fakta Menarik: Sekitar 88% bintang di alam semesta merupakan tipe K dan M. Hanya 1 dari 3.000.000 bintang yang merupakan bintang tipe O. Bahkan, bintang tipe G seperti Matahari kita hanya 8% dari seluruh populasi bintang di alam semesta yang diketahui.
Sumber: Vendian.org, One Minute Astronomer.