![]() |
Mengamati planet Venus di langit subuh. Kredit: Sandi Astina Putra |
Pertama-tama, harus diperhatikan dulu ukuran objek yang kita lihat di langit, apakah besar atau kecil. Bila besar, ada dua kemungkinan: Matahari atau Bulan. Anda pasti sudah sangat mudah membedakan kedua objek langit ini, kan?
Bila objek yang kita amati ukurannya kecil, ada lebih banyak kemungkinan. Perhatikan dulu apakah objek tersebut bergerak. Jika bergerak, bergerak cepat sekali dan sangat terang, bisa jadi itu merupakan bolide atau bola api (meteor yang sangat-sangat terang dan kadang diakhiri ledakan).
Jika objeknya bergerak cepat dan berkelap-kelip, maka yang Anda lihat hanyalah pesawat terbang komersil. Tapi jika bergerak cepat dan tidak berkelap-kelip, Anda sedang melihat satelit buatan, yang salah satunya adalah Stasiun Luar Angkasa Internasional. Untuk mengonfirmasi apakah benar satelit alami, Anda bisa cek jadwal melintasnya satelit di situs web Heavens-above.com.
Selanjutnya, bila objek yang kita amati tidak bergerak dan tampak berkelap-kelip, itu adalah bintang-bintang yang berjarak puluhan hingga ratusan juta tahun cahaya jauhnya. Jika tidak ada kelipan pada cahayanya, maka itu adalah planet Tata Surya.
Tapi, mengapa cahaya bintang berkelap-kelip dan planet tidak? Bintang berkelap-kelip karena cahayanya harus melalui kantung atmosfer Bumi dalam suhu dan kepadatan beragam. Pada waktu tertentu, bintang konsisten berganti posisi.
Di sisi lain, planet umumnya tak bersinar. Planet-planet di tata surya kita lebih dekat ke Bumi daripada bintang-bintang yang kita lihat. Jadi planet sedikit lebih besar dalam bidang visi kita. Dan karena planet terlihat lebih besar, maka cahaya yang mencerminkannya menjadi kurang bergeser atau bergolak.
Cukup mudah bukan untuk mengidentifikasi objek apa yang kita lihat di langit? Berikut ini kami telah buatkan flowchart agar lebih memudahkan:
![]() |
Flowchart objek di langit. Kredit: InfoAstronomy.org |