Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Bagaimana Proses Pembentukan Matahari?

Di alam semesta yang luas, gravitasi telah menarik debu dan gas antarbintang secara bersamaan untuk menciptakan tata surya muda. Matahari terbentuk pertama kala itu, dengan planet-planet terbentuk setelahnya. Tapi, bagaimana sebuah debu dan gas dapat menjadi bintang paling terang di langit kita?
Matahari dalam cahaya inframerah. Kredit: NASA/JPL-Caltech
Info Astronomy - Di alam semesta yang luas, gravitasi telah menarik debu dan gas antarbintang secara bersamaan untuk menciptakan tata surya muda. Matahari terbentuk pertama kala itu, dengan planet-planet terbentuk setelahnya. Tapi, bagaimana sebuah debu dan gas dapat menjadi bintang paling terang di langit kita?

Ya, Matahari adalah bintang paling terang di langit. Dan meskipun terlihat kosong, ruang angkasa dipenuhi dengan gas dan debu antarbintang. Sebagian besar material gas dan debu ini adalah hidrogen dan helium, yang mana merupakan sisa-sisa sisa kematian bintang sebelumnya.

Gelombang energi di ruang angkasa membuat gas dan debu antarbintang saling berdekatan satu sama lain, dan gravitasi menyebabkan mereka runtuh. Keruntuhan debu dan gas antarbintang akibat gravitasi ini menyebabkannya berputar. Putaran tersebut menyebabkan debu dan gas membentuk struktur cakram. Di tengah cakram, material debu dan gas ini pun menyatu menjadi sebuah protobintang yang akhirnya akan menjadi Matahari.

Protobintang muda yang baru lahir itu adalah bola hidrogen dan helium yang belum didukung oleh adanya reaksi fusi. Baru pada sekitar 50 juta tahun pertama setelah pembentukannya, suhu dan tekanan material di dalamnya akan meningkat, memulai reaksi fusi hidrogen yang menjadi sumber energi utamanya.

Di tahap ini, protobintang telah menjadi bintang. Ia sudah bisa bersinar terang akibat dari reaksi fusi ini, yang merupakan proses mengubah hidrogen menjadi helium pada inti bintang.

Menariknya, pembentukan bintang seperti Matahari akan menyisakan debu dan gas antarbintang di sekelilingnya. Sisa debu dan gas tersebut akan terus mengorbit bintang yang telah terbentuk tadi. Dari sisa debu dan gas inilah planet-planet terbentuk. Karena berputar, debu dan gas saling menyatu dan membesar menjadi sebuah planet.

Matahari sendiri adalah jenis bintang dengan ukuran rata-rata, tidak terlalu besar tapi tidak terlalu kecil. Ukurannya menjadikannya bintang yang bagus untuk diorbiti oleh planet yang mampu menopang kehidupan seperti Bumi. Matahari adalah bintang yang ideal karena tidak besar dan cepat terbakar, serta tidak kecil dan redup.

Kedepannta, beberapa miliar tahun dari sekarang, hidrogen di dalam Matahari akan habis, dan hal itu akan membuat ia membengkak menjadi bintang raksasa merah dengan radius yang meluas hingga ke orbit Bumi. Helium pada intinya juga akan dikonsumsi secara besar-besaran.

Hingga pada akhirnya, Matahari tidak akan memiliki cukup energi lagi untuk membakar oksigen dan karbon yang tersisa setelah hidrogen dan heliumnya habis, sehingga Matahari akan runtuh dan berevolusi menjadi bintang kerdil putih.


Sumber: Universe Today, Astronomy Stack Exchange, Windows to Universe
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.