Ilustrasi. Kredit: Getty Images |
"Saya tidak dapat memberikan tanggal yang pasti untuk kapan manusia ke Mars. Dengan kenaikan anggaran yang hanya sekitar 2 persen ini, kami tidak bisa merancang sistem pendaratan yang tersedia untuk ke Mars," Gerstenmaier mengatakan dalam sebuah pertemuan di American Institute for Aeronautics and Astronautics (12/7).
Menurut Gerstenmaier, roket SLS dan kapsul antariksa Orion yang rencananya akan digunakan astronot AS ke Mars saat ini sangat menghabiskan banyak anggaran. Akibatnya, NASA bahkan belum bisa memulai untuk merancang kendaraan yang nantinya digunakan untuk mendarat di Mars.
Langkah selanjutnya dari NASA akan tergantung pada pendanaan. Gerstenmaier mengindikasikan bahwa NASA saat ini tertarik untuk misi eksplorasi Bulan, sementara rencana untuk mendaratkan manusia ke Mars dibatalkan untuk sementara hingga mereka mendapatkan anggaran yang sesuai.
Untungnya, misi pendaratan manusia di Mars bukan hanya dilakukan oleh NASA. Awal bulan ini, Elon Musk--CEO SpaceX--mengumumkan bahwa kita mungkin akan mendapatkan kabar terbaru tentang misi pendaratan manusia di Mars oleh SpaceX dalam waktu dekat.
Untuk saat ini, SpaceX telah menetapkan bahwa pada tahun 2018 mendatang akan melakukan misi ke Mars tanpa awak, lalu pada tahun 2025 mendatang baru dilakukan misi berawak. Sementara itu, perusahaan luar angkasa asal AS lainnya seperti Boeing maupun Blue Origin juga berencana mendaratkan manusia di Mars.
Jadi, kalaupun bukan NASA yang pertama mencapai ke Mars, kemungkinan besar tetap Amerika Serikat melalui perusahaan-perusahaan luar angkasa swastanya yang tiba di Planet Merah lebih dulu.
Sumber: Futurism, Arstechnica, NASA.