Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Berburu Hujan Meteor Perseid 2017

Memasuki Agustus, itu artinya kita berkesempatan melihat peristiwa langit berupa hujan meteor Perseid. Hujan meteor ini, setiap tahunnya, selalu memiliki intensitas meteor per jam yang besar. Tapi, bagaimana dengan tahun ini?
Hujan meteor Perseid 2016 di Turki. Kredit: Tunç Tezel (TWAN)
Info Astronomy - Memasuki Agustus, itu artinya kita berkesempatan melihat peristiwa langit berupa hujan meteor Perseid. Hujan meteor ini, setiap tahunnya, selalu memiliki intensitas meteor per jam yang besar. Tapi, bagaimana dengan tahun ini?

Sebagai pengenalan, hujan meteor merupakan peristiwa ketika puing-puing dari sebuah komet memasuki atmosfer Bumi kita. Untuk hujan meteor Perseid, asal-usulnya merupakan puing-puing komet Swift-Tuttle, komet yang mengitari Matahari setiap 130 tahun.

Hujan meteor terjadi ketika orbit Bumi membawanya bergerak melintasi jalur bekas orbit komet Swift-Tuttle ini. Karena komet terbuat dari es dan batuan, ia meninggalkan jejak batuan tadi di sepanjang bekas orbitnya. Jadi ketika Bumi menerjang bekas orbit tersebut, batuan tadi tertatik gravitasi Bumi dan terbakar di atmosfer sebagai meteor. Karena jumlahnya banyak, maka disebutlah hujan meteor.

Memuncak pada 12-13 Agustus setiap tahunnya, untuk tahun 2017 ini, puncaknya bertepatan dengan fase Bulan cembung akhir (waning gibbous). Cahaya Bulan cembung yang cenderung masih sangat terang diperkirakan akan membuat meteor-meteor redup pada hujan meteor Perseid tidak teramati.

Bulan yang terbit pukul 21.10 waktu setempat pada tanggal 12 Agustus membuat ia akan terus teramati sepanjang malam. Hal ini tentunya akan sangat mengganggu bila kita ingin mengamati hujan meteor. Sebab, salah satu syarat pengamatan hujan meteor adalah langit yang benar-benar gelap tanpa ada gangguan cahaya, termasuk cahaya Bulan.

Diperkirakan memiliki intensitas 150 meteor per jam, karena ada Bulan, maka intensitasnya bisa menurun drastis hingga hanya 20-30 meteor per jam. Itu pun intensitas khusus untuk pengamatan di area yang bebas polusi cahaya (kecuali cahaya dari Bulan). Bagi yang tinggal di area perkotaan, intensitas bisa jauh lebih kecil lagi.

Hujan meteor Perseid. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org
Bagi yang tetap ingin mengamati hujan meteor Perseid, Anda bisa mulai pengamatan pada pukul 04.00 dini hari waktu setempat pada 13 Agustus 2017. Titik radian (titik kemuculan) hujan meteor ini berada di dekat rasi bintang Perseus di langit utara.

Mengamati hujan meteor Perseid tidak membutuhkan teleskop, cukup dengan mata telanjang saja. Adaptasikan mata Anda dahulu sekitar 40-60 menit terhadap gelapnya langit untuk mendapatkan meteor pertama Anda.

Peristiwa hujan meteor Perseid ini bisa disaksikan di seluruh Indonesia selama cuaca cerah. Jadi, selamat berburu meteor!


Sumber: EarthSky.org, Space.com.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.