Astronot Kanada melakukan spacewalk di luar angkasa. Kredit: Canadian Space Agency (CSA) |
Ini sebenarnya merupakan kesalahpahaman umum yang menyatakan bahwa astronot di luar angkasa tidak bisa melihat bintang. Hal yang membuat banyak foto-foto luar angkasa tanpa bintang di langitnya adalah karena eksposur kamera tidak diatur untuk memotret bintang. Bila Anda seorang fotografer, Anda mungkin bisa paham sampai di sini.
Bila melihat Bumi dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), Bumi kita akan sangat terang karena disinari oleh Matahari, terutama area siangnya. Dengan begitu, ketika astronot memotret Bumi dari ISS pada sisi siangnya, eksposur kamera diatur ke eksposur terendah agar Bumi bisa terpotret sempurna. Hal ini membuat bintang-bintang tidak tampak pada hasil fotonya.
Sama seperti kita di Bumi yang membutuhkan suasana yang gelap untuk melihat bintang, hal itu berlaku juga bagi para astronot yang berada di luar angkasa.
Hal yang keren ketika berada di ISS adalah, para astronot akan mengalami malam 16 kali sehari (dalam interval 45 menit) karena mereka mengorbit Bumi setiap 90 menit. Dengan kata lain, ISS bisa melintasi area malam Bumi selama 45 menit, selama itu pula para astronot bisa memotret bintang-bintang tanpa gangguan sinar Bumi yang dipantulkan dari Matahari pada area siangnya.
Ini adalah salah satu foto bintang dari ISS yang dipotret oleh astronot Jack Fischer pada 14 Agustus 2017:
Bintang-bintang alam semesta dipotret dari ISS di luar angkasa. Kredit: Jack Fischer |
Itulah mengapa para astrofotografer di Bumi membutuhkan eksposur yang panjang untuk dapat menangkap gambar bentangan galaksi Bimasakti. Semakin lama durasi eksposur kamera, semakin banyak cahaya yang masuk ke lensa kamera. Sama halnya dengan astronot ISS: jika mereka mengambil gambar dengan eksposur panjang, mereka bisa mendapatkan gambar yang menakjubkan seperti ini:
Bentangan galaksi Bimasakti dari ISS di luar angkasa. Kredit: CSA |
Tapi, setelah membaca artikel ini, semoga ilmunya bertambah ya!
Sumber: Astro Bob, Brian Koberlein.