Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Cuaca di Mars: Berawan dan Badai Salju di Malam Hari

Menurut sebuah studi baru yang telah merevisi pemahaman kita tentang cuaca Mars, sang Planet Merah diketahui memiliki badai salju yang bergejolak dan terjadi di malam harinya. Dari mana asalnya salju ini?
Area bersalju di permukaan planet Mars. Kredit: MRO/NASA
Info Astronomy - Menurut sebuah studi baru yang telah merevisi pemahaman kita tentang cuaca Mars, sang Planet Merah diketahui memiliki badai salju yang bergejolak dan terjadi di malam harinya. Dari mana asalnya salju ini?

Sejauh ini, diperkirakan bahwa badai salju yang terjadi pada waktu malam hari di planet Mars ini terjadi akibat partikel, seperti abu dan zat kimia lain, bercampur dengan udara planet.

Temuan baru tersebut, yang dilaporkan dalam jurnal Nature Geoscience, menunjukkan bahwa partikel air es yang berputar-putar dalam badai bisa menghantam tanah dalam hitungan menit, bukannya turun dengan lembut seperti halnya salju di Bumi.

Uniknya, para astronot masa depan yang berkunjung ke Mars nantinya tidak perlu repot-repot membawa sepatu salju. Sebab, menurut Aymeric Spiga yang merupakan pakar dinamika atmosfer planet di Universite Pierre Curie di Paris, "Bila berdiri di permukaan Mars, Anda tidak akan melihat hamparan salju tebal, namun lebih seperti lapisan embun beku yang berlimpah."

Atmosfer Mars diketahui 100 kali lebih tipis dari Bumi, namun atmosfer ini ternyata cukup tebal untuk menopang cuaca, termasuk membentuk awan dan angin. Walau begitu, di Mars cukup kering. Memang, Planet Merah pada dasarnya adalah gurun yang hampir tidak ada air cair di permukaannya.

Walau begitu, daerah kering di Mars ternyata hanya berlaku bagi area ekuatornya. Di lintang tinggi hingga ke kutub, air dalam bentuk es yang membeku diperkirakan mengendap di bawah lapisan debu berkaratnya. Es ini telah terdeteksi oleh wahana pendarat robotik Phoenix milik NASA, yang sempat berhasil menyekop permukaan Mars pada tahun 2008.

"Kami harus menginvestigasi dan mempelajari lebih lanjut soal dampak apa yang akan terjadi akibat siklus alam dari debu 'salju' ini," kata Spiga.

Berdasarkan pantauan ESA (European Space Agency), kandungan es kutub di Mars terdiri dari air dan es kering (karbon dioksida beku) yang ternyata juga berasal dari badai salju tersebut. Es di Mars juga ternyata jauh lebih banyak jumlahnya dari lapisan es yang ada di Greenland, Bumi.

Pada musim dingin Mars, suhu Mars bisa turun drastis yang memicu 30 persen karbon dioksida mengering, sehingga memunculkan es beku. Sementara itu bila sudah memasuki musim panas, sebagian besar es kering ini akan menjadi awan di atmosfer Mars yang menguap dalam bentuk gas dan hanya meninggalkan lapisan es yang mengandung air di permukaannya.

Kondisi atmosfer di Mars sangat tidak stabil sehingga salju biasa turun. Tidak seperti Bumi, Planet Merah adalah dunia yang ekstrem. Sayangnya, saat ini hanya robot-robot yang telah dikirim ke sana saja, bukan manusia, yang dapat mengalami salju ini secara nyata.


Jurnal referensi: Natural Geoscience Sumber tambahan: IFLScience.com, Phys.org.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.