Gerhana Bulan Parsial. Kredit: Pawel Warchal |
1. Gerhana Bulan selalu terjadi di saat Bulan Purnama
Ya, gerhana Bulan tidak pernah terjadi di fase sabit atau separuh, melainkan selalu di fase Bulan Purnama. Gerhana Bulan dapat terjadi ketika Bumi menghalangi sinaran Matahari yang diterima oleh Bulan, sehingga wajah Bulan akan menjadi gelap karena terhalang oleh Bumi.
Namun, tak selalu terjadi gerhana setiap Bulan Purnama. Hal itu disebabkan karena dalam mengelilingi Bumi, orbit Bulan miring sekitar 5 derajat terhadap bidang ekliptika Bumi. Jadi, kadangkala Bulan Purnama sedang berada di atas ekliptika, dan juga bisa di bawah ekliptika.
2. Gerhana ini dapat terlihat di seluruh Indonesia
Walaupun tak seheboh gerhana Matahari total 9 Maret 2016 lalu, gerhana Bulan parsial nyatanya juga merupakan peristiwa besar dan langka. Dan beruntungnya kita kali ini, seluruh Indonesia kebagian untuk mengamati gerhana Bulan parsial 8 Agustus 2017.
Peta visibilitas gerhana Bulan parsial 8 Agustus 2017. Kredit: NASA/Fred Espenak |
Bisa dilihat pada peta visibilitas gerhana Bulan parsial di atas, wilayah Indonesia masuk ke dalam zona "All Eclipse Visible". Indonesia juga tidak jauh dari titik pusat gerhana sehingga bisa mengamatinya pada tengah malam hingga dini hari.
3. Seri Saros 119
Siklus Saros adalah siklus gerhana (sekitar 6585,3213 hari, atau sekitar 18 tahun 11 1/3 hari), yang dapat digunakan untuk mengetahui kapan gerhana Matahari serta gerhana Bulan akan terjadi. Satu siklus Saros dimulai ketika gerhana, Matahari, Bumi, danBbulan kembali ke bidang geometri yang relatif sama, dan gerhana yang hampir identik akan terjadi.
Gerhana Bulan parsial pada 8 Agustus 2017 ini termasuk dalam seri Saros 119, ia merupakan gerhana ke-62 dari total 83 kali gerhana dalam seri 119 tersebut. Dalam hal ini, gerhana seri Saros 119 yang berikutnya atau yang ke-63 akan terjadi sekitar 18 tahun 11 1/3 hari lagi, tepatnya pada 20 Agustus 2035, yang sayangnya tidak terlihat dari sebagian besar wilayah Indonesia.
4. Gerhana berlangsung lebih dari 5 jam!
Secara keseluruhan, proses gerhana Bulan parsial ini berlangsung selama 5 jam, mulai dari kontak pertama Bulan Purnama dengan bayangan penumbra Bumi, puncak gerhana, hingga kontak terakhir Bulan dengan penumbra Bumi lagi.
Infografis gerhana Bulan parsial. Kredit: InfoAstronomy.org |
Gerhana Bulan kemudian akan berakhir sepenuhnya ketika Bulan meninggalkan bayangan penumbra Bumi pada pukul 03:50 WIB (P4). Nantinya, persentase maksimum puncak gerhana adalah 24% piringan Bulan tergerhanai.
5. Tidak berbahaya bagi mata
Jangan takut untuk mengamati gerhana Bulan parsial ini dengan mata telanjang. Cahaya Bulan yang berasal dari Matahari tidaklah sesilau Matahari. Bila pada gerhana Matahari kita perlu menggunakan kacamata gerhana, untuk mengamati gerhana Bulan parsial ini diwajibkan dengan mata telanjang saja. Pemaiakan kacamata gerhana justru akan membuat pandangan menjadi gelap akibat terhalang filter Matahari.
Dan bagi Anda yang memiliki teleskop atau binokuler, gunakanlah untuk mengamati gerhana Bulan parsial lebih dekat dan jelas.
Nah, itulah fakta-fakta menarik terkait gerhana Bulan parsial yang akan terjadi malam hingga dini hari nanti. Jadi, selamat mengamati!