Citra paling detail dari bintang Antares. Kredit: ESO/K. Ohnaka |
Gambar paling detail dari bintang Antares ini didapatkan setelah sekelompok astronom ini menggunakan instrumen berupa Interferometer yang berada pada Very Large Telescope, kompleks observatorium yang terdiri dari empat teleskop optik yang terletak pada ketinggian 2.635 meter, di Cerro Paranal, Gurun Atacama, Chile bagian utara.
Interferometer tersebut telah membantu para astronom dalam membangun gambar paling rinci yang pernah ada dari sebuah bintang selain Matahari. Tak tanggung-tanggung, bintang tersebut adalah bintang megaraksasa merah Antares.
Tidak hanya mencitrakan Antares secara lebih detail saja, sekelompok astronom ini juga telah membuat peta pertama dari kecepatan gerak rotasi atmosfer Antares, yang mengungkapkan gejolak tak terduga di atmosfer bintang tersebut.
Antares sendiri merupakan bintang terang yang dapat dilihat dengan mata tanpa bantuan alat optik. Selain dikenal sebagai salah satu bintang paling terang di langit malam, bintang megaraksasa merah ini diketahui memiliki suhu permukaan yang relatif dingin. Ia juga berada pada tahap akhir kala hidupnya, mendekati masa-masa untuk meledak dalam supernova.
Adalah Keiichi Ohnaka, dari Universidad Católica del Norte di Cile, pemimpin studi ini. Ohnaka bersama rekan-rekannya pada awalnya menggunakan Very Large Telescope Interferometer (VLTI) untuk mempelajari Antares dan mengukur gerakan material permukaannya. Namun, tanpa disangka Ohnaka dan rekan-rekannya sukses memotret Antares juga secara detail.
VLTI adalah fasilitas unik yang dapat menggabungkan cahaya dari empat teleskop berbeda, yang mana masing-masing teleskopnya memiliki diameter 8,2 meter. Bila dibandingkan, teleskop ini memiliki kemampuan yang setara dengan teleskop cermin tunggal berdiameter 200 meter. Hal ini memungkinkan VLTI untuk mendapatkan citra detail dan halus jauh melampaui apa yang bisa dilihat dengan teleskop tunggal saja.
"Bagaimana bintang seperti Antares telah kehilangan massa begitu cepat pada tahap akhir evolusi mereka telah menjadi masalah dan pertanyaan selama lebih dari setengah abad," kata Keiichi Ohnaka, yang juga penulis utama makalah ini.
"VLTI adalah satu-satunya fasilitas yang bisa mengukur gerakan di atmosfer Antares secara tepat, sebuah langkah penting untuk menglarifikasi masalah dan menjawab pertanyaan ini. Tantangan selanjutnya adalah, kami harus mengidentifikasi apa yang membuat atmosfernya bergejolak."
Dengan menggunakan hasil pengamatan terbaru ini, Ohnaka dan rekan-rekannya telah berhasil menciptakan peta pergerakan bintang dalam dua dimensi pertama dari bintang selain Matahari. Tim astronom ini kemudian bakal menggunakan data ini untuk menghitung perbedaan antara kecepatan gas atmosfer pada posisi yang berbeda pada bintang dan kecepatan rata-rata di atas keseluruhan bintang.
Dalam penelitian ini, Ohnaka dan rekan-rekannya menemukan adanya turbulensi gas dengan kepadatan yang jauh lebih rendah dari kepadatan yang diperkirakan, sehingga dapat disimpulkan bahwa gerakan tersebut tidak dapat dihasilkan dari konveksi, yakni pergerakan materi skala besar yang mengalihkan energi dari inti ke atmosfer terluar.
Ohnaka dan rekan-rekannya justru berpendapat bahwa, ada sebuah proses baru yang saat ini tidak diketahui yang dapat menjelaskan pergerakan dan pergolakan di atmosfer bintang megaraksasa merah seperti Antares ini.
"Ke depan, teknik pengamatan ini dapat diterapkan pada berbagai jenis bintang untuk mempelajari permukaan dan atmosfer mereka dengan detail yang belum pernah ada sebelumnya. Penelitian seperti ini hanya terbatas pada Matahari saja sejauh ini, "tutup Ohnaka. "Karya ilmiah kami telah membawa astrofisika bintang ke dimensi baru dan membuka metode baru untuk mengamati bintang-bintang yang jauh."
Di sinilah menariknya astronomi, kita tidak perlu pergi ke objek yang ingin diteliti, cukup mengamatinya dari jauh saja.
Sumber: ESO