Bintang Vega. Kredit: Fred Espenak, AstroPixels.com |
Vega, yang juga disebut sebagai Alpha Lyrae (α Lyrae, disingkat α Lyr), merupakan bintang paling terang di rasi bintang Lyra. Jarak Vega relatif dekat, yakni hanya 25 tahun cahaya dari Matahari, dan bersama-sama dengan bintang Arcturus dan Sirius, Vega menjadi salah satu bintang tetangga Matahari yang paling bercahaya.
Vega telah banyak dipelajari secara ekstensif oleh para astronom, yang membuatnya disebut sebagai "bintang paling penting di langit setelah Matahari." Vega pernah menjadi bintang kutub utara sebelum digantikan oleh Polaris pada sekitar tahun 12000 SM dan akan menjadi bintang utara lagi pada sekitar tahun 13727 M ketika deklinasinya menjadi +86°14'.
Menurut pengamatan fotometri, usia Vega diketahui hanya sekitar sepersepuluh dari usia Matahari saat ini, namun ia memiliki ukuran yang 2,1 kali lebih besar daripada Matahari. Baik Vega dan Matahari, kedua bintang tersebut saat ini mendekati titik tengah dari kala hidup mereka.
Vega diketahui pula memiliki kelimpahan elemen yang luar biasa rendah dengan jumlah atom lebih tinggi daripada helium. Vega juga merupakan bintang variabel yang sedikit berbeda dalam kecerahan. Bintang raksasa biru ini berputar cepat dengan kecepatan 274 km per detik di ekuatornya sehingga menyebabkan bentuknya menonjol di ekuator karena efek sentrifugal.
Dengan begitu, bentuk Vega tidak bulat sempurna seperti halnya Matahari, melainkan lonjong seperti bola rugbi. Tapi sayangnya, ketika diamati dari Bumi, kita melihat Vega dari arah salah satu kutubnya, sehingga kita tidak bisa melihat bentuk lonjongnya.
Berdasarkan kelebihan emisi radiasi inframerah yang diamati, Vega tampaknya memiliki cakram debu di sekelilingnya. Debu ini kemungkinan terbentuk oleh tabrakan antara benda-benda di dalam cakram tersebut, yang serupa dengan Sabuk Kuiper yang mengelilingi Matahari di Tata Surya.
Nama "Vega" sendiri merupakan turunan dari "Wega", yang berasal dari transliterasi bahasa Arab "Wāqi'" yang berarti "jatuh" atau "mendarat". Sebutan pada bahasa Arab tersebut diberikan oleh astronom asal Mesir, Muḥammad al-Akhṣāṣī al-Muwaqqit, yang mengatalogkan Vega antara tahun 1215 hingga 1270 M.
Pada tahun 2016, International Astronomical Union (IAU) mengadakan Working Group on Star Names (WGSN) untuk mengatalogkan dan standarisasi nama yang tepat untuk bintang. Buletin pertama WGSN pada bulan Juli 2016 pun merilis sebuah tabel dari dua gelombang pertama yang berisi nama-nama bintang yang disetujui oleh WGSN; Yang termasuk di dalamnya ada Vega, sehingga kini nama "Vega" sudah resmi masuk dalam Katalog Nama Bintang IAU.
Vega dalam Segitiga Musim Panas. Kredit: Nils Ribi |
Terletak di deklinasi +38,78° membuat Vega hanya dapat dilihat hingga wilayah Bumi yang berada di atas garis lintang 51° S. Oleh karena itu, Vega tidak dapat diamati di Antartika maupun di bagian selatan Benua Amerika Selatan, termasuk Punta Arenas, Cile.
Vega juga merupakan bagian dari sebuah asterisma yang dikenal sebagai Segitiga Musim Panas, yang terdiri dari bintang Vega di rasi bintang Lyra, Altair di rasi bintang Aquila, dan bintang Deneb di rasi bintang Cygnus. Formasi tiga bintang terang ini merupakan semacam penanda datangnya musim panas di belahan Bumi utara.
Nah, itulah sedikit tentang bintang Vega. Semoga bisa menambah wawasan.
Sumber: Bright Hub, Space.com.