Medan berbilah es di permukaan Pluto. Kredit: NASA/SwRI/JHUAPL |
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Jurnal Icarus, para ilmuwan ini menjelaskan bagaimana struktur bilah es setinggi gedung ini dapat terbentuk. Bilah-bilah es tersebut diketahui berada pada permukaan Pluto yang memiliki ketinggian tertinggi, yakni di dekat ekuatornya. Menurut hasil penelitian, bilah-bilah ini terbentuk oleh interaksi antara endapan es dan penguapan es selama jutaan tahun.
Menurut tim ilmuwan yang dipimpin oleh astronom Jeffrey Moore, metana di atmosfer Pluto dapat membeku dan mengalami kristalisasi sebelum jatuh ke tanah. Kristal es tersebut lantas membentuk endapan. Akibat perubahan iklim di sana, sublimasi metana yang beku akhirnya menciptakan bentuk yang luar biasa; medan berbilah es setinggi gedung!
Walau begitu, bentuk bilah-bilah es ini tidak asing bagi ilmuwan. Bilah es serupa juga ditemukan di pegunungan Andes, Ciei. Di Bumi, bilah es semacam ini dikenal dengan sebutan penitentes, terbuat dari air yang membeku dan hanya memiliki ketinggian paling tinggi 5 meter saja.
Penitentes di Cile. Kredit: Wikimedia Commons/ESO |
Misalnya saja, keberadaan bilah es di Pluto tersebut memberi tahu kita bahwa es metana sangat berlimpah di dataran tinggi Pluto, membantu mengembangkan peta Pluto, serta menambah wawasan kita tentang sang mantan planet tersebut.
Sudah kurang dari setahun lagi data-data dan citra dari wahana antariksa New Horizons berhasil diunduh seluruhnya. Saat ini, wahana antariksa nirawak sebesar piano tersebut sedang terus bergeak menuju salah satu Objek Sabuk Kuiper yang bernama MU69. Ia akan berpapasan dengan planet minor tersebut pada 1 Januari 2019.
Sumber: Icarus, NASA.