Hujan meteor. Kredit: Brad Goldpaint |
Hujan meteor bisa terjadi karena dalam orbitnya mengelilingi Matahari, planet Bumi kita bergerak melintasi bekas jalur orbit sebuah komet di mana di sana terdapat banyak partikel debris yang ditinggalkan sang komet saat menguap dalam proses mendekati Matahari.
Partikel tersebut terdiri atas batuan dan debu. Dalam kasus Orionid, hujan meteor ini berasal dari partikel yang ditinggalkan oleh komet 1P/Halley, atau yang lebih dikenal dengan komet Halley saja, sebuah komet yang cukup terkenal dan selalu teramati setiap 75 sampai 76 tahun sekali.
Saat terakhir kali komet Halley mendekati Matahari, ia meninggalkan jejak orbit yang berisi "remah-remah" komet. Pada tanggal 2 Oktober sampai 7 November, Bumi melintasi bekas jalur orbit komet Halley, yang mana hal itu membuat "remah-remah" tadi akan tertarik gravitasi Bumi lalu masuk ke atmosfer planet kita sebagai sebuah meteor.
"Anda dapat melihat 'remah-remah' komet Halley selama hujan meteor Eta Akuarid (pada bulan Mei) dan hujan meteor Orionid (pada bulan Oktober hingga November)," kata pakar meteor NASA, Bill Cooke, seperti dilansir Space.com.
Hujan meteor Orionid mendapatkan namanya sesuai arah titik radian di mana meteor-meteor ini tampak memancar, yakni berada di dekat rasi bintang Orion. Pada bulan Oktober, rasi bintang Orion bisa mulai terlihat sekitar pukul 2 pagi, sehingga pengamatan disarankan dilakukan pada jam itu sampai menjelang Matahari terbit.
Prospek pengamatan Orionid pada tahun 2017 juga cukup bagus. Tidak ada Bulan yang cahayanya dapat membuat langit terang sehingga meteor-meteor redup tak teramati, hal ini karena Bulan masih berada dalam fase kuartal pertama sehingga sudah terbenam sebelum tengah malam.
Diperkirakan, 20 sampai 30 meteor per jam bisa diamati pada puncaknya. Bahkan Anda kemungkinan dapat melihat hingga 80 meteor per jam bila pengamatan dilakukan pada lokasi yang kondisi sekitarnya masih minim polusi cahaya dan cuaca cerah.
Titik radian hujan meteor Orionid. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org |
Cara Ideal untuk Mengamatinya
Mengamati hujan meteor tidak seperti mengamati hujan air; meteor-meteor tidak akan muncul keroyokan, sehingga diperlukan kesabaran. Kabar baiknya, hujan meteor Orionid dapat terlihat dari mana saja di Bumi dan dapat dilihat ke arah langit mana saja sejauh mata memandang.Namun, jika Anda bisa menemukan rasi bintang Orion, titik radian hujan meteor Orionid akan berada di dekat pedang Orion, di sebelah kiri bawah bintang Betelgeuse (seperti pada gambar di atas). Namun, tak perlu terus-terusan menatap ke titik radian ini karena meteor-meteor nantinya bisa muncul dari segala penjuru langit.
Anda tidak butuh teleskop! Pandangan sudut sempit teleskop hanya akan membuat Anda gagal menemukan meteor-meteor yang melesat cepat di langit. Yang Anda perlukan adalah; lokasi pengamatan yang gelap, minim polusi cahaya, jaket, kopi, dan mungkin kucing agar pengamatan tidak terlalu sendirian.
Mengapa kondisi minim polusi cahaya begitu penting? Bila kondisi pengamatan di sekitar Anda banyak lampu, polusi cahaya dari lampu tersebut dapat mengganggu kenampakan hujan meteor Orionid. Jika memungkinkan, pergilah ke lokasi pengamatan yang bebas polusi cahaya seperti pedesaan, pegunungan, atau pantai.
Bila sudah mendapatkan lokasi minim cahaya, Anda tidak akan langsung melihat meteor-meteor yang melintas. Anda perlu adaptasi mata dengan langit malam minimal 20 menit untuk mengantongi meteor pertama Anda malam itu. Gunakan kursi santai atau tikar, lalu berbaringlah untuk melihat ke arah langit.
Beberapa meteor Orionid kadang akan tampak sangat cepat dan terang, karena mereka bisa mencapai kecepatan 238.000 km per jam saat memasuki atmosfer Bumi kita, atau hanya enam kilometer per jam lebih lambat dari pada meteor-meteor pada hujan meteor Leonid.
Hujan meteor merupakan peristiwa yang aman. Meteor-meteor yang masuk ke atmosfer Bumi hanya merupakan potongan kecil batuan yang ukurannya mulai dari sebesar debu sampai sebesar kepalan tangan. Dengan begitu, meteor-meteor ini akan lebih dulu habis terbakar di atmosfer sebelum sempat mencium permukaan Bumi kita.
Selamat berburu meteor dan clear skies!
Sumber: PopAstro, EarthSky.