Potret Laika dan kapsul antariksanya sebelum meluncur. Kredit: Wikimedia Commons |
Peluncuran tersebut hanya berselang sebulan setelah Uni Soviet berhasil meluncurkan satelit buatan manusia pertama di dunia pada tahun 1957 yang bernama Sputnik-1. Awalnya, Soviet merencanakan untuk meluncurkan manusia pertama ke luar angkasa, namun hal tersebut ditunda hingga empat tahun kemudian.
Sebelum Yuri Gagarin menjadi manusia pertama yang meluncur ke orbit Bumi pada 12 April 1961, makhluk hidup pertama yang berhasil mencapai luar angkasa adalah seekor anjing kampung betina bernama Laika tadi.
Laika menumpang satelit Sputnik-2, satelit yang jauh lebih besar dari pada Sputnik-1. Bobot satelit kedua tersebut bahkan hampir setengah ton. Ruang di dalam satelit tersebut juga sangat sempit, sehingga awak satelit tersebut tidak boleh lebih berat dari 7 kilogram.
Sebelum Laika terpilih, total ada sekitar 10 ekor anjing yang ikut seleksi menjadi kosmonot (sebutan astronot di Rusia), dan Laika pun terpilih karena dianggap paling tenang dan paling sesuai untuk misi tersebut. Laika lantas mengikuti pelatihan dan pengujian kesiapan anjing, salah satunya dilatih untuk tetap berada di dalam kandang yang sempit selama dua pekan.
"Laika adalah anjing yang mengagumkan. Ia sangat tenang dan menyenangkan. Saya membawanya ke rumah dan membiarkannya bermain dengan anak saya. Saya ingin melakukan sesuatu yang baik untuk Laika, karena tahu hidupnya tidak akan lama lagi," kata Vladimir Yazdovskiy, fisikawan sekaligus pelatih Laika, dikutip dari buku One Small Step: Astronauts in Their Own Words.
Sayangnya, kala itu satelit Sputnik-2 hanya dirancang untuk sekali perjalanan, satelit tersebut tidak dilengkapi prosedur untuk kembali ke Bumi. Hal ini pun membuat Soviet mendapatkan kecaman dari aktivis pencinta hewan di Amerika Serikat maupun negara-negara sekutunya.
Sputnik-2 merupakan sebuah satelit dengan pengerjaan yang sangat terburu-buru. Soviet khawatir AS akan menyalipnya setelah mereka berhasil meluncurkan Sputnik-1. Satelit Sputnik-2 hanya dirancang dalam waktu empat minggu, dengan sebagian besar bagian-bagian satelit tersebut dirakit dari sketsa kasar.
Menurut dokumen NASA, Laika ditempatkan di dalam satelit Sputnik-2 pada 31 Oktober 1957, tiga hari sebelum peluncuran dilakukan pihak Soviet. Pada waktu itu, lokasi peluncuran yang bertempat di Kosmodrom Baikonur sangat dingin.
Peluncuran pun dilakukan pada 3 November 1957. Saat roket yang mengangkut Sputnik-2 mulai meninggi, pernapasan Laika sempat meningkat menjadi tiga sampai empat kali dibandingkan sebelum peluncuran. Sensor menunjukkan bahwa detak jantungnya 103 denyut per menit sebelum peluncuran, dan meningkat menjadi 240 denyut per menit pada laju perubahan percepatan awal.
Saat Sputnik-2 mencapai orbit, moncong roket terbuka, Sputnik-2 berhasil dilepaskan, namun inti "Blok A" tidak terlepas seperti yang direncanakan, sehingga sistem pengendalian suhu tidak beroperasi seperti semestinya. Beberapa isolasi termal terkoyak sehingga meningkatkan suhu kabin menjadi 40 °C.
Setelah tiga jam berada di orbit Bumi yang memiliki gravitasi rendah, denyut nadi Laika telah kembali menjadi 102 denyut per menit, yang mengindikasikan tekanan yang sedang dialaminya. Telemetri awal menunjukkan bahwa Laika gelisah.
Hingga akhirnya, setelah sekitar lima hingga tujuh jam setelah peluncuran, tidak ada tanda-tanda kehidupan lebih lanjut yang diterima. Laika diyakini tewas. Penyebabnya adalah karena terlalu panasnya suhu di dalam kabin tadi.
Meskipun demikian, percobaan tersebut membuktikan bahwa makhluk hidup dapat bertahan dalam peluncuran ke orbit Bbumi, serta merasakan keadaan gravitasi rendah di atas sana, yang membuka jalan untuk misi luar angkasa berawak dan memberikan beberapa data kepada para ilmuwan tentang bagaimana reaksi kehidupan organisme terhadap lingkungan luar angkasa.
Sumber: Space.com, NASA History, Today in Science.