Ilustrasi supernova. Kredit: Shutterstock |
Dipimpin oleh Queen's University Belfast, penelitian ini dipublikasikan di Nature Astronomy. Para astronom ini menggunakan teleskop di Cile dan Hawaii untuk mendeteksi berbagai objek yang diminati, dan yang paling terang adalah disebut sebagai PS1-10adi.
Ledakan yang terjadi pada PS1-10adi ini jauh lebih terang daripada supernova biasa, yang terletak di sebuah galaksi yang berjarak 2,4 miliar tahun cahaya jauhnya. Ledakan ini sebenarnya pertama kali terlihat pada tahun 2010, namun para astronom sibuk meneliti evolusinya selama tujuh tahun terakhir.
Yang menarik, bila biasanya supernova meredup dalam waktu kurang dari setahun, supernova yang satu ini teramati mempertahankan kecerahannya hingga tiga tahun setelah ditemukan.
"Penemuan ini telah mengungkapkan ledakan yang mampu melepaskan sejumlah energi yang sepuluh kali lebih besar dari ledakan bintang normal," kata Cosimo Inserra, salah satu astronom dari Universitas Southampton. "Data kami menunjukkan bahwa kejadian seperti ini tidak terlalu luar biasa, namun menantang pengetahuan kita tentang ledakan bintang."
Ukuran ledakan yang begitu besar ini membuat para astronom ini tidak bisa menjelaskan apa penyebabnya. Namun, ledakan ini kemungkinan besar memang supernova, yang disebabkan oleh bintang yang ratusan kali lebih masif daripada Matahari kita.
"Jika mereka adalah ledakan supernova, maka sifat mereka rupanya lebih ekstrem daripada yang pernah kita amati sebelumnya," kata pemimpin studi ini, Erkki Kankare.
Kemungkinan lainnya adalah bahwa ini adalah hasil dari bintang bermassa rendah yang dimakan oleh lubang hitam supermasif. Ini dikenal sebagai peristiwa tarikan gravitasi.
PS1-10adi bukanlah satu-satunya jenis baru ledakan yang dilihat para astronom. Mereka melihat banyak objek-objek lain seperti itu, menunjukkan bahwa mungkin ada ledakan baru di alam semesta yang tidak kita sadari sebelumnya.
Kankare dan rekan-rekannya berharap bahwa teknologi teleskop yang akan datang, seperti Teleskop Survei Sinoptik Besar di Cile ataupun Teleskop Antariksa James Webb, dapat membantu dalam menemukan dan meneliti lebih banyak lagi ledakan supernova terkuat semacam ini.
Sumber: Nature Astronomy, Universitas Southampton, Gizmodo.