Gerhana Bulan Total. Kredit: Rick Klawitter |
Skala Danjon memiliki lima skala poin yang berguna untuk mengukur kemunculan dan luminositas Bulan selama gerhana Bulan total terjadi. Skala ini diusulkan oleh André-Louis Danjon saat dia mengukur cahaya bumi (earthshine) di permukaan Bulan.
Selama gerhana Bulan total, Bulan hampir tidak terlihat di langit malam. Dari yang awalnya tampak berwarna putih keabu-abuan, rona Bulan akan berubah mulai dari cokelat kemerahan hingga semerah darah.
Warna-warna tersebut berasal dari cahaya berfrekuensi rendah dari Matahari yang melewati lapisan tipis atmosfer Bumi kita yang selanjutnya dibiaskan atau ditekuk ke dalam bayangan umbra, membuat bayangan umbra tersebut menjadi lebih terang. Dengan adanya Bulan di umbra Bumi saat gerhana Bulan total terjadi, maka Bulan akan berwarna merah.
Tapi, kemerahan ini tak selalu sama setiap satu gerhana Bulan total dengan gerhana Bulan total lainnya. Perhatikan gambar ini:
Perbedaan rona merah Bulan pada dua gerhana berbeda. Kredit: Tom Ruen |
Perlu diketahui bahwa skala ini bersifat subjektif. Pengamat yang berbeda dapat menentukan nilai yang berbeda. Selain itu, berbagai bagian Bulan mungkin memiliki nilai (L) yang berbeda, bergantung pada jaraknya dari pusat umbra di Bumi.
Banyak faktor yang bisa mempengaruhi penampilan Bulan saat terjadi gerhana Bulan total, terutama bagaimana kondisi atmosfer Bumi saat gerhana Bulan total terjadi.
Misalnya, bila saat gerhana Bulan total juga terjadi peristiwa letusan gunung berapi, maka atmosfer Bumi akan tercemar oleh abu vulkanisnya, sehingga hal ini akan membuat rona gerhana Bulan total menjadi merah tua atau bahkan gelap.
Ini pernah terjadi ketika Gunung Pinatubo meletus dan sempat terjadi gerhana Bulan total pada 9 Desember 1992, rona Bulan kala itu memiliki nilai 0 pada Skala Danjon menurut banyak pengamat.
Skala Danjon. Kredit: Timeanddate.com |
Dengan begitu, jangan lupa untuk memotret gerhana ya. Selamat observasi!
Baca Juga: Kiat dan Teknik Memotret Gerhana Bulan Total