Ilustrasi bintang neutron. Kredit: Wikimedia Commons |
Bintang neutron bukanlah bintang biasa, ia adalah inti dari runtuhnya bintang-bintang super raksasa yang telah tumbuh begitu besar sehingga tidak dapat bertahan oleh tekanan gravitasinya sendiri. Dengan kata lain, bintang neutron merupakan "bintang zombie".
Jenis bintang ini pertama kali ditemukan pada tahun 1967, dan saat ini ia telah diklasifikasikan sebagai bintang terkecil dan terpadat yang pernah ada di alam semesta. Walau begitu, para astrofisikawan tidak dapat menentukan seberapa padat bintang zombie ini bisa terbentuk.
Sampai akhirnya, sebuah makalah ilmiah yang muncul di The Astrophysical Journal berhasil menjelaskan secara rinci. Sekelompok astrofisikawan dari Goethe University Frankfurt, Jeman baru-baru ini melakukan penelitian untuk menghitung secara akurat massa maksimum bintang neutron.
Biasanya, bintang neutron memiliki radius 12 kilometer dan kepadatan sekitar 1,4 massa Matahari. Dengan ukuran tersebut, bintang neutron sudah dapat menghasilkan medan gravitasi yang serupa dengan lubang hitam. Namun, rupanya ada bintang neutron yang lebih besar lagi, yang dikatalogkan sebagai PSR J0348 + 0432, massanya mencapai 2,01 kali massa Matahari, tapi diameternya hanya seluas Kota Jakarta.
Karena bintang neutron mampu menghasilkan medan gravitasi yang kuat, para ilmuwan telah gatal untuk mengetahui apakah massa bintang-bintang ini dapat terus tumbuh seperti lubang hitam. Penelitian baru ini pun menjelaskan ternyata bintang neutron tidak dapat tumbuh membesar massanya seperti lubang hitam, tetapi memiliki batas massa maksimum; 2,16 kali massa Matahari.
Dasar untuk hasil perhitungan ini adalah pendekatan yang dikenal sebagai "hubungan universal", yang dikembangkan di Frankfurt beberapa tahun yang lalu. Keberadaan "hubungan universal" menyiratkan bahwa hampir semua bintang neutron "terlihat serupa", yang berarti bahwa sifat-sifat mereka dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah tak berdimensi.
Para astrofisikawan ini lantas menggabungkan "hubungan universal" tadi dengan data sinyal gelombang gravitasi dan radiasi elektromagnetik yang berhasil diperoleh selama pengamatan tahun lalu oleh observatorium LIGO terhadap peristiwa penggabungan dua bintang neutron.
Hasil penelitian ini merupakan contoh yang bagus antara penelitian teoritis dan eksperimental. Hasil penelitian ini pun telah dipublikasikan dan dikonfirmasi oleh kelompok ilmuwan lain dari Amerika Serikat dan Jepang.
Gelombang gravitasi diharapkan dapat mengamati lebih banyak kejadian semacam penggabungan dua bintang neutron dalam waktu dekat, baik dari segi sinyal gelombang gravitasi maupun pada rentang frekuensi yang lebih tradisional, untuk pemahaman tentang bintang neutron yang lebih baik.
Intinya, secara teori, tidak ada bintang neutron di alam semesta yang massanya melebihi 2,16 kali massa Matahari.
Penjabaran perhitungan ini bisa disimak di tautan ini.
Sumber: Astrophysical Journal, Phys.org.