Keliling-mengelilingi adalah hal yang lumrah di alam semesta. Objek bermassa kecil yang berada di dekat objek bermassa besar biasanya tunduk oleh gravitasinya, sehingga membuat sang objek yang bermassa lebih kecil itu mengitari objek yang bermassa lebih besar.
Galaksi satelit adalah galaksi yang mengorbit sebuah galaksi yang lebih besar (massanya) karena tarikan gravitasi. Dengan demikian, massa dua galaksi menentukan hubungan orbitnya satu sama lain. Galaksi dengan massa yang lebih kecil akan mengorbit galaksi dengan massa yang lebih besar.
Banyak galaksi satelit tidak bisa menahan gravitasinya dan pada akhirnya tertarik ke galaksi besar. Galaksi satelit itu pun akan "dilahap" oleh galaksi yang lebih besar, sehingga nantinya akan menjadi bagian dari galaksi yang lebih besar tadi.
Bimasakti sendiri memiliki sejumlah galaksi satelit, dengan yang terbesar adalah Awan Magellan Besar. Galaksi satelit yang satu ini berjarak sekitar 163.000 tahun cahaya dari Bumi dan memiliki ukuran sekitar 1 per 100 ukuran Bimasakti. Dengan begitu, ia dikategorikan juga sebagai "galaksi kerdil".
Tidak seperti galaksi Bimasakti yang berbentuk spiral, galaksi satelit cenderung tidak memiliki bentuk spiral, melainkan lebih ke bentuk tak beraturan. Beberapa astronom berpendapat bahwa hal itu terjadi karena gravitasi dari Bimasakti mengoyak dan melengkungkannya.
Galaksi satelit lain milik Bimasakti adalah galaksi kerdil Kanis Mayor. Para ilmuwan memperkirakan bahwa galaksi satelit itu berisi sekitar satu miliar bintang. Jaraknya hanya 25.000 tahun cahaya dari Bumi kita.
Lalu, bagaimana dengan galaksi lain selain Bimasakti? Mari lihat galaksi spiral besar tetangga kita, Andromeda. Galaksi Andromeda teramati juga memiliki setidaknya 14 galaksi satelit, dengan galaksi satelitnya yang paling terang dan besar dikatalogkan sebagai M32 dan M110.