Akses artikel Premium dengan Astronomi+, mulai berlangganan.

Saran pencarian

Mengenal DeeDee, Salah Satu Planet Kerdil Terjauh di Tata Surya

Saat belajar tata surya, Anda mungkin sudah mengenal nama-nama anggota tata surya mulai dari Merkurius sampai Pluto. Tapi, sudahkah Anda tahu bahwa ada pula anggota tata surya kita yang bernama DeeDee? Mari mengenalnya lebih dekat.
Ilustrasi DeeDee. Kredit: Alexandra Angelich (NRAO/AUI/NSF)
Info Astronomy - Saat belajar tata surya, Anda mungkin sudah mengenal nama-nama anggota tata surya mulai dari Merkurius sampai Pluto. Tapi, sudahkah Anda tahu bahwa ada pula anggota tata surya kita yang bernama DeeDee? Mari mengenalnya lebih dekat.

DeeDee merupakan planet kerdil, yakni objek kecil yang mengorbit Matahari. Bentuknya bulat seperti planet. Yang membedakan antara planet kerdil dan planet normal adalah, planet kerdil ukurannya lebih kecil, serta belum "membersihkan" lingkungan orbit mereka dari objek-objek lain seperti asteroid-asteroid.

Nama "DeeDee" sendiri bukan nama penemunya, melainkan singkatan dari "Distant Dwarf". Planet kerdil ini dikatalogkan secara resmi sebagai 2014 UZ224. Menurut hasil pengamatan yang dilakukan dengan beberapa teleskop berbasis darat maupun luar angkasa, diketahui DeeDee berdiameter sekitar 635 kilometer. Itu artinya DeeDee memiliki cukup massa untuk berbentuk bulat.

Menurut informasi dari Space.com, astronom pertama kali melihat DeeDee pada tahun 2014 menggunakan teleskop Blanco pada Cerro Tololo Inter-American Observatory yang berada di Cile. Pengamatan dari teleskop Blanco mengungkap bahwa DeeDee berjarak rata-rata 92 AU, atau hampir 100 kali lebih jauh dari jarak Matahari-Bumi, serta tiga kali lebih jauh dari Pluto.

Dengan jarak sejauh itu, DeeDee menjadi objek anggota tata surya paling jauh kedua yang pernah ditemukan, dengan objek terjauh di tata surya saat ini masih dipegang oleh planet kerdil Eris.

Ilustrasi jarak DeeDee di tata surya. Kredit: Alexandra Angelich (NRAO/AUI/NSF)
Pada jarak yang luar biasa jauh ini pula, dibutuhkan lebih dari 1.100 tahun bagi DeeDee untuk menyelesaikan satu kali orbit mengelilingi Matahari. Sebagai perbandingan, Bumi hanya butuh 365,4 hari saja.

Inverse menjelaskan, pantulan cahaya yang dipantulkan DeeDee dari Matahari hanya seterang lilin yang ditempatkan pada setengah jarak antara Bumi dan Bulan. Hal ini membuat DeeDee sangat sulit untuk dilihat, terlebih mempelajarinya secara rinci.

Untungnya, Atacama Large Milimeter/submilimeter Array (ALMA), sebuah teleskop radio di gurun Atacama, Cile, mampu mengamati DeeDee dalam panjang gelombang milimeter. Sehingga memungkinkan para astronom untuk menentukan bahwa DeeDee rupanya hanya mencerminkan sekitar 13 persen sinar Matahari yang diterimanya.

Dengan ALMA, para ilmuwan pun sukses mendapatkan citra "terbaik" DeeDee:

DeeDee dalam pandangan ALMA. Kredit: ALMA (ESO/NAOJ/NRAO)
Para ilmuwan percaya, planet kerdil seperti DeeDee hanyalah "sisa material" dari proses pembentukan tata surya kita. Mengetahui asal-usulnya menjadi suatu topik yang menarik bagi para ilmuwan karena mereka dapat juga mengungkapkan rincian penting tentang bagaimana planet seperti Bumi terbentuk.

Dilansir ScienceDaily, penemuan ini juga menarik karena menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk mendeteksi objek-objek yang sangat jauh di tata surya kita sendiri. Teknik yang sama dalam menemukan DeeDee juga bahkan dapat digunakan untuk mendeteksi "Planet Kesembilan" yang kini masih berupa hipotesis.

Seberapa besar DeeDee? Berikut perbandingannya:

Perbandingan ukuran DeeDee. Kredit: Alexandra Angelich (NRAO/AUI/NSF)
Dibandingkan dengan Pluto, Bulan (satelit alami Bumi), dan bahkan Amerika Serikat, DeeDee ternyata masih jauh lebih kecil. Ukurannya hanya seluas wilayah Britania Raya.

Nah, itulah dia informasi singkat mengenai DeeDee. Semoga bisa menambah wawasan ya.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com