Hujan meteor Lyrid 2013 di langit Bromo, Jawa Timur. Kredit: Justin Ng |
Sederhananya, hujan meteor merupakan peristiwa di mana banyak meteor yang akan kita lihat dalam suatu waktu, biasanya dihitung per jam. Meteor-meteor ini berasal dari puing-puing yang ditinggalkan oleh sebuah komet.
Saat sebuah komet mendekati Matahari, ekornya akan meninggalkan puing-puing batuan angkasa kecil di sepanjang jalur orbitnya. Nah, pada waktu-waktu tertentu, orbit Bumi kita membawanya melintasi bekas jalur orbit komet. Hal itupun membuat batuan angkasa yang ditinggalkan komet akan tertarik gravitasi Bumi, lalu masuk ke atmosfer sebagai meteor.
Karena batu-batuan angkasa ini ada begitu banyak, maka disebutlah peristiwa ini sebagai hujan meteor. Walau begitu, mereka berukuran sangat kecil, sehingga saat memasuki atmosfer Bumi kita, maka akan habis terbakar sebelum mampu mencapai permukaan Bumi. Dengan kata lain, peristiwa hujan meteor sangat aman untuk diamati.
Dalam pandangan mata, kita akan melihat meteor-meteor yang melesat cepat di langit, yang biasanya memiliki satu titik kemunculan yang disebut sebagai titik radian. Nah, titik radian hujan meteor Lyrid yang akan kita amati pada bulan ini adalah di rasi bintang Lyra.
Titik radian hujan meteor Lyrid. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org |
Menurut Space.com, akan ada 15 hingga 20 meteor per jam pada puncak hujan meteor Lyrid. Tahun 2018 ini, hujan meteor Lyrid juga bertepatan dengan fase Bulan separu awal, sehingga Bulan akan terbenam saat tengah malam, membuat langit setelah tengah malam akan gelap.
Ya, pengamatan hujan meteor butuh kondisi langit yang gelap, sehingga pengamatan terbaik disarankan mulai tengah malam dan jauh dari polusi cahaya. Bagi Anda yang tinggal di perkotaan, ada baiknya merencanakan perjalanan ke area minim polusi cahaya kalau mau mengamati Lyrid. Sebab pengamatan di area kota sangat tidak disarankan.
EarthSky mengatakan, hujan meteor Lyrid berasal dari puing-puing Komet C/1861 G1 (Thatcher), sebuah komet berperiode panjang yang mengorbit Matahari sekitar sekali setiap 415 tahun. Komet ini pernah mencapai jarak terdekat dari Matahari pada tahun 1861, dan akan kembali mendekati Matahari lagi pada tahun 2276.
Apa saja yang harus dipersiapkan untuk mengamati hujan meteor? Karena kita akan mengamatinya selepas tengah malam, maka kita butuh jaket atau pakaian hangat, kursi santai untuk mengamati langit, dan ajak teman-teman Anda untuk mengamati bersama.
Anda tidak butuh teleskop untuk mengamati hujan meteor Lyrid. Bidang pandang teleskop yang kecil hanya akan membuat pandangan langit menjadi sempit, sementara pengamatan hujan meteor butuh pandangan yang luas ke segala penjuru langit dikarenakan meteor-meteor bisa muncul di segala arah.
Jadi, selamat berburu meteor!