Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Apakah Setiap Malam Kita Melihat Bintang yang Itu-itu Saja?

Mungkin kamu sempat berpikir, mengapa setiap malam kita melihat bintang yang itu-itu saja padahal katanya Bumi berputar, baik pada porosnya maupun mengitari Matahari? Apakah selama ini kita dibodohi NASA?
Info Astronomy - Mungkin pernah terbesit di pikiranmu, mengapa setiap malam kita melihat bintang yang itu-itu saja padahal katanya Bumi berputar, baik pada porosnya maupun mengitari Matahari, ya kan? Tapi, apa benar seperti itu? Apakah selama ini kita dibodohi NASA?

Hmm.. mari kita buang jauh-jauh sifat buruk sangka itu dan mulai mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya.

Di langit malam yang cerah, semua bintang muncul sebagai bintik terang saja, yang membedakannya adalah kecerahannya. Jadi, ya mudah saja bagi kita, terlebih kalau tidak sering melihat ke langit tiap malam, merasa kalau hanya melihat bintik cahaya bintang yang sama itu-itu saja setiap malam.

Namun, faktanya tidak demikian lho! Karena Bumi berotasi dan dikombinasikan dengan gerak revolusi Bumi mengelilingi Matahari, setiap malamnya posisi bintang berubah-ubah. Dengan kata lain, waktu terbit bintang-bintang setiap harinya berbeda dari hari sebelumnya.

Dalam hal mengamati bintang-bintang, manusia-manusia terdahulu dari berbagai budaya sempat merangkai sebuah pola di langit agar mereka dapat membedakan antara bintang satu dengan yang lainnya. Pola tersebut dikenal sebagai rasi bintang.

Di era modern ini, Persatuan Astronomi Internasional telah secara resmi merangkai 88 rasi bintang di langit, yang sebenarnya berasal dari kebudayaan Yunani kuno, sih. Dua belas di antaranya diketahui bergerak melalui ekliptika (jalur semu yang dilalui Matahari, Bulan, dan planet-planet di langit, kira-kira di atas ekuator), yang mana dikenal sebagai rasi bintang Zodiak: Aries, Taurus, Gemini, Kanser, Leo, Virgo, Libra, Skorpius, Sagitarius, Kaprikornus, Akuarius, dan Pises.

Dengan adanya rasi bintang ini, kita sebenarnya bisa mengetahui bahwa setiap malam tidak hanya bintang-bintang itu saja yang terlihat.

Setidaknya, bintang-bintang di langit tampak bergerak dalam dua arah. Pertama, bergerak semu harian, yakni ketika Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur. Gerak semu ini akan membuat bintang tampak terbit di timur dan terbenam di barat dengan waktu sekitar 12 jam.

Nah, karena lebar bola langit dari ufuk timur ke ufuk barat adalah 180°, hal itu membuat bintang-bintang tampak bergerak 15° per jam dari timur ke barat. Coba deh malam ini cari satu bintang terang yang masih ada di langit timur, lalu amati terus bintang itu selama beberapa jam. Nantinya, doi akan tampak bergerak ke arah barat.

Kedua, gerak semu tahunan. Karena Bumi mengorbit Matahari sekali dalam kurang lebih 365,4 hari, bintang-bintang di langit tampak bergerak dari barat ke timur. Namun "pergerakan" yang satu ini sangat lambat, yakni dengan laju sekitar 1° per hari. Dengan kata lain, kita dapat melihat bintang yang sama hanya sekitar enam bulan dalam setahun di langit malam (pada waktu yang berbeda, tentu saja).

Posisi terbit dan terbenamnya bintang tidak berubah selama satu tahun, yang berubah adalah waktu terbit dan terbenamnya. Jika kamu mengamati dengan sabar dan teliti, kamu dapat melihat bahwa bintang tertentu akan terbit 4 menit lebih awal per hari. Misalnya bila hari ini bintang Zubenelgenubi di rasi bintang Libra terbit pukul 19.04 WIB, maka besoknya ia akan terbit pukul 19.00 WIB, dan besoknya lagi pukul 18:56 WIB.

Dari keterlambatan ini, perlahan-lahan kenampakan bintang-bintang di langit malam akan berubah dari hari ke hari. Jadi, kira-kira sekitar enam bulan dari sekarang, bintang-bintang yang berada di atas kepala kita pada malam ini, akan berpindah tidak bisa diamati karena berada di nadir (di bawah kaki kita).

Nah, singkatnya adalah, kita tidak selalu melihat bintang yang itu-itu saja di langit. Bintang mengalami pergerakan semu akibat gerak rotasi dan revolusi Bumi. Semoga menambah wawasanmu ya!


Sumber: Physics Weber, Universitas Cornell.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com