Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Nebula Tarantula: Tetangga yang Padat

Bersinar terang pada jarak sekitar 160.000 tahun cahaya jauhnya dari Bumi, Nebula Tarantula merupakan fitur paling spektakuler yang terdapat pada Awan Magellan Besar, sebuah galaksi satelit Bimasakti kita.
Nebula Tarantula yang padat. Kredit: ESO
Info Astronomy - Bersinar terang pada jarak sekitar 160.000 tahun cahaya jauhnya dari Bumi, Nebula Tarantula merupakan fitur paling spektakuler yang terdapat pada Awan Magellan Besar, sebuah galaksi satelit Bimasakti kita.

Gambar Nebula Tarantula yang tampak dipadati awan debu dan gas serta bintang-bintang di atas dipotret melalui Very Large Telescope (VLT), teleskop radio di kompleks Observatorium Paranal milik European Southern Obervastory (ESO) yang terletak di Cile.

VLT secara mengesankan sukses mencitrakan wilayah Nebula Tarantula ini dan lingkungannya yang padat dengan detail yang sangat indah. Gambar tersebut mengungkapkan lanskap kosmis yang terdiri dari gugusan bintang, awan gas bercahaya, dan sisa-sisa ledakan supernova yang menyebar ke segala arah.

Nebula Tarantula, yang juga dikenal sebagai 30 Doradus, adalah wilayah pembentuk bintang yang paling terang dan paling energik di Grup Lokal, gugus galaksi di mana galaksi Bimasakti berada.

Membentang lebih dari 1.000 tahun cahaya dan terletak di arah konstelasi Dorado, pada inti nebula ini terdapat gugus bintang muda raksasa yang disebut NGC 2070, yang berisi bintang-bintang paling masif dan bercahaya yang pernah diketahui umat manusia.

Gugus bintang lain di Nebula Tarantula adalah Hodge 301, di mana setidaknya sudah ada sekitar 40 bintang pada gugus bintang tersebut yang meledak sebagai supernova, menyebarkan gas antarbintang ke seluruh penjuru ruang angkasa.

Selain gugus bintang, ada juga salah satu sisa-sisa supernova, yakni SNR N157B, yang membungkus gugus bintang terbuka NGC 2060. Gugus bintang yang satu ini pertama kali diamati oleh astronom Inggris, John Herschel pada tahun 1836, menggunakan teleskop reflektor 18,6 inci di Tanjung Harapan di Afrika Selatan.

Padatnya Nebula Tarantula. Kredit: ESO
Pindah ke sisi kiri dari Tarantula Nebula, kita dapat melihat gugus bintang terang yang disebut NGC 2100, yang terdiri atas bintang-bintang biru yang dikelilingi oleh bintang merah. Gugus bintang ini ditemukan oleh astronom Skotlandia, James Dunlop pada tahun 1826 ketika bekerja di Australia, menggunakan teleskopnya sendiri yang berukuran 9 inci.

Sementara itu, pada pusat gambar terdepat gugus bintang dan nebula emisi NGC 2074, wilayah pembentuk bintang besar lainnya yang ditemukan oleh John Herschel. Bila dilihat lebih dekat, kita dapat melihat struktur debu berbentuk mirip kuda laut yang gelap, yang lebarnya mencapai 20 tahun cahaya, atau hampir lima kali jarak antara Matahari ke bintang terdekat, Alfa Centauri.

Nebula Tarantula sendiri pertama kali ditemukan oleh astronom Prancis, Nicolas-Louis de Lacaille pada tahun 1751. Di era modern ini, pengambilan gambar Nebula Tarantula menjadi lebih mudah karena teknologi yang sudah maju.

Dalam rangka memperoleh gambar Nebula Tarantula di atas, para astronom di VLT menggunakan kamera dengan resolusi mendapat 256 megapiksel yang disebut OmegaCAM.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com