Galaksi elips. Kredit: NASA |
Galaksi kita sendiri, Bimasakti, memiliki mesin-mesin pembentuk bintang, yang dikenal secara astronomis sebagai nebula. Salah satunya Nebula Orion, nebula yang begitu terang sehingga bahkan kamu bisa melihatnya dengan kasat mata dari permukaan Bumi. Dari nebula ini, bintang-bintang di Bimasakti diproduksi.
Tetapi, sesuatu dapat merusak mesin pembuat bintang ini; banyak galaksi elips yang kini teramati telah berhenti membentuk bintang-bintang baru. Apa yang menghentikan mereka adalah salah satu pertanyaan terbesar dalam astronomi.
Apa itu galaksi elips? Gulir ke atas, gambar di atas artikel ini merupakan salah satu jenis galaksi elips di alam semesta. Ciri khas dari galaksi elips adalah bentuk elipsoidal mereka, yang mirip seperti bentuk bola rugbi.
Bimasakti, dan banyak galaksi besar pembentuk bintang lainnya, adalah jenis galaksi spiral. Dalam galaksi spiral, material pembentuk bintang seperti gas dan debu mengelilingi pusat galaksi dalam sebuah cakram spiral yang luas, sementara pada galaksi elips tidak ada hal seperti ini.
Lalu, apakah pembentukan bintang-bintang sangat bergantung pada bentuk galaksi? Tampaknya masuk akal, mengingat sebagian besar galaksi spiral cukup aktif membentuk bintang, tetapi sebagian besar galaksi elips tidak demikian.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana kemudian galaksi elips bisa tumbuh? Kembali pada tahun 1972, sepasang saudara yang merupakan seorang astronom, Alar dan Juri Toomre, menunjukkan bahwa galaksi elips dapat terbentuk dari merger dua galaksi spiral.
Dengan kata lain, di alam semesta ini tidak ada galaksi yang sejak awal terbentuk sudah menjadi galaksi elips, melainkan menjadi galaksi spiral terlebih dahulu. Selanjutnya, karena adanya interaksi antargalaksi, maka galaksi-galaksi spiral ini akan saling mencaplok satu sama lain, merger menjadi galaksi elips raksasa.
Bahkan diperkirakan, dalam 4 sampai 5 miliaran tahun dari sekarang, galaksi Bimasakti kita sendiri akan bertabrakan dengan galaksi Andromeda, mereka akan mengalami merger untuk menciptakan galaksi elips baru.
Nah, kemungkinan besar, proses merger galaksi inilah yang merusak mesin pembentuk bintang. Galaksi spiral yang tadinya memiliki banyak mesin pembentuk bintang, ketika mengalami merger, nebula-nebula yang dimilikinya akan berantakan, menyebar, sehingga tidak lagi seaktif dulu dalam membentuk bintang-bintang baru.
Sampai di sini, kamu mungkin bertanya-tanya, bagaimana para astronom bisa tahu atau bisa menemukan galaksi yang masih aktif membentuk bintang dengan galaksi yang sudah pensiun memproduksi bintang?
Jawabannya sederhana, kamu hanya perlu mencari tahu populasi bintang pada galaksi.
Matahari kita yang merupakan bintang dengan warna kekuning-kuningan kini sudah memasuki usianya yang lima miliar tahun, sekitar setengah dari 10 miliar tahun masa kehidupannya. Namun, bintang-bintang biru panas yang sangat terang memiliki masa hidup hanya 30 juta tahun.
Dalam istilah kosmologis, 30 juta tahun hanyala sekedipan mata. Kita hanya perlu menemukan galaksi dengan bintang-bintang biru ini, dan dengan begitu kita bisa tahu bahwa galaksi tersebut masih aktif membentuk bintang-bintang baru. Sebaliknya, jika sebuah galaksi didominasi oleh bintang-bintang merah tua, mereka mungkin tidak membentuk bintang baru lagi.
Cara lainnya adalah dengan menggunakan cahaya inframerah. Bintang-bintang panas menghangatkan debu di dalam galaksi, dan debu yang hangat itu akan bersinar dalam cahaya inframerah. Bintang panas juga menyebabkan gas di sekitarnya menyala, menghasilkan spektrum cahaya yang khas.
Referensi: UPI, EarthSky, New Scientist.