Ilustrasi bintang neutron. Kredit: Shutterstock |
Bintang neutron sendiri merupakan salah satu fase akhir dari siklus kehidupan bintang bermassa besar. Begitu inti suatu bintang masif telah habis membakar material besi yang tersisa, sang bintang ini akan runtuh oleh gravitasinya sendiri, sehingga menekan proton dan elektron menjadi neutron dan neutrino.
Nah, neutrino melarikan diri, berpencar ke luar angkasa, tetapi tidak dengan neutron. Mereka memadat, membentuk objek baru yang diameternya hanya 10 hingga 20 kilometer saja, atau sedikit lebih luas dari kota Jakarta, namun kepadatannya bisa sangat tinggi. Bayangkan, satu sendok teh material bintang neutron bobotnya bisa 6 miliar ton!
Dari proses memadatnya neutron tersebut, kerak atau lapisan terluar pada bintang ini menjadi sangat kuat dan padat. Gravitasi yang sangat besar karena massa yang juga besar membuat kerak bintang neutron ini seperti mengeras, mirip dengan kerak Bumi.
Sementara itu, di bawah kerak bintang neutron, ada persaingan kekuatan antara proton dan neutron, yang menyebabkan lapisan-lapisan di dalamnya berkumpul untuk membentuk struktur mirip silinder panjang atau bidang datar.
Para astronom menyebut struktur di dalam bintang neutron ini sebagai pasta nuklir. Sebutan itu bukan tanpa alasan. Sebab dengan menggunakan superkomputer, para astronom menjalankan simulasi yang membutuhkan waktu prosesor 2 juta jam. Dari simulasi itu, diketahuilah bahwa material yang sangat kuat ini memiliki bentuk menyerupai berbagai jenis pasta, seperti lasagna dan spageti.
Penelitian ini tidak hanya menjelaskan sifat-sifat dasar dari pasta nuklir, tetapi juga menyempurnakan dasar untuk pengamatan dan penelitian di masa depan yang mungkin suatu hari nanti akan memberikan wawasan-wawasan baru yang berharga mengenai bintang neutron yang misterius itu.
Makalah studi pasta nuklir ini telah disetujui untuk dipublikasikan di Physical Review Letters, dan kamu dapat membacanya di arsip pra-cetak arXiv.