Ilustrasi. Kredit: Roberto Molar Candanosa & Sergio Dieterich, Carnegie |
Di alam semesta kita yang sangat luas ini, ada sebuah objek yang disebut sebagai kerdil cokelat. Sebuah kerdil cokelat adalah sebuah objek langit yang lebih masif dari planet, tetapi tidak cukup masif untuk menjadi bintang.
Lalu, apa hubungannya dengan pertanyaan pada judul artikel ini? Jadi, baru-baru ini, sekelompok astronom telah menemukan dua kerdil cokelat yang sangat besar, terlalu besar sehingga membuat para astronom ini tampaknya harus mengubah pemahamannya tentang evolusi bintang.
Kedua kerdil cokelat tersebut dinamai Epsilon Indi B dan Epsilon Indi C. Menurut penelitian terbaru ini, kedua kerdil cokelat itu memiliki massa lebih dari 70 kali massa Jupiter, sebuah jumlah massa yang seharusnya membuat mereka menjadi sebuah bintang.
Namun, alih-alih menyala bagai bintang, luminositas keduanya justeru redup. Menunjukkan bahwa mereka belum atau bukan merupakan bintang, dan itu memaksa para astronom untuk mempertimbangkan kembali seberapa besar suatu objek agar bisa memicu fusi nuklir di intinya yang membuatnya menjadi bintang.
Kerdil cokelat sendiri dijuluki sebagai bintang gagal. Bagaimana tidak, mereka memiliki material yang sama dengan bintang, tetapi karena ukurannya terlalu kecil, maka gravitasinya tidak mampu untuk menekan atom hidrogen dan menyalakan fusi nuklir.
Nah, menurut pemahaman saat ini, kerdil cokelat dianggap memiliki batas atas sekitar 70 kali massa Jupiter. Bila lebih tinggi dari batas atas itu, maka ada kesempatan mereka akan mulai bersinar. Tetapi penemuan ini menunjukkan bahwa kenyataannya tidak demikian.
Ditemukan pada tahun 2003 di arah rasi bintang Indus, sekitar 12 tahun cahaya jauhnya dari Bumi, sistem Epsilon Indi terdiri dari bintang deret utama yang memiliki massa sekitar tiga perempat kali massa Matahari kita, dan sepasang kerdil cokelat yang sedang diteliti ini.
Dengan mengamati intensitas cahaya yang dipancarkan sepasang kerdil cokelat ini, para astronom telah menghitung massanya. Pengamatan awal di tahun 2003 berdasarkan pencitraan inframerah dan spektroskopi resolusi rendah memperkirakan massa kedua kerdil cokelat itu adalah 47 dan 28 kali massa Jupiter.
Tetapi, para peneliti dari Institut Sains Carnegie di Washington DC, AS, mengambil pendekatan yang sedikit berbeda pada penelitian terbaru mereka kali ini; melihat bagaimana pergerakan kedua kerdil cokelat itu. Mereka menggunakan data dari dua studi jangka panjang: Pencarian Planet Astrometika Carnegie dan Investigasi Paralaks dari Observatorium Antar-Amerika Cerro Tololo.
Dengan memetakan gerakan kecil dari objek-objek itu terhadap latar belakang kosmisnya, para astronom ini mampu menghasilkan pengukuran yang lebih presisi terhadap massa sepasang kerdil cokelat ini.
Epsilon Indi B sekarang dianggap memiliki massa sekitar 75 kali massa Jupiter, plus minus 0,82 kali massa Jupiter. Sementara Epsilon Indi C, memiliki massa sekitar 70,1 kali massa Jupiter, dengan plus minus 0,68 kali massa Jupiter.
Dan ya, massa itu berada di atas batas 70 kali massa Jupiter dalam pemahaman saat ini. Keduanya bukan merupakan bintang, tetapi masih merupakan kerdil cokelat. Hemm.. Apa yang sebenarnya terjadi?
"Dengan hasil penelitian kami ini, itu artinya model pemahaman yang ada perlu direvisi," kata pemimpin studi itu, Serge Dieterich, dilansir Carnegie. "Penelitian kami menunjukkan bahwa kerdil cokelat terberat dan bintang paling ringan mungkin hanya memiliki sedikit perbedaan dalam massa."
Kerdil cokelat sangat sulit dikenali, ia bagaikan sebuah bara api yang membara tetapi tidak menyala. Namun, mengetahui lebih dalam mengenai bintang-bintang gagal ini dapat memberi tahu kita banyak tentang evolusi bintang.
Penelitian ini telah diterbitkan dalam The Astrophysical Journal. Kamu bisa membaca pra-cetaknya yang tersedia di arXiv dengan klik di sini.