Ilustrasi Goblin. Kredit: Canegie, Roberto Mular Candanosa/Scott Sheppard |
Dijuluki juga sebagai objek trans-Neptunus, planet kerdil ini ditemukan oleh para astronom secara tidak sengaja ketika mereka sedang fokus mencari planet masif hipotetis yang berada jauh di luar orbit Neptunus.
Dikatalogkan secara resmi sebagai 2015 TG387 (di mana "TG" adalah "The Goblin"), sang planet kerdil ini sekarang berada pada jarak 80 kali lebih jauh daripada jarak Matahari ke Bumi, atau benar-benar di tepian tata surya kita.
Pengumuman penemuannya sediri dilakukan oleh Minor Planet Center, di mana informasi lengkap tentang objek tersebut telah diterbitkan di The Astronomical Journal. Goblin ditemukan saat ia berada pada jarak terdekatnya dari Matahari, atau dalam perihelionnya, yang mencapai jarak sekitar 65 AU, di mana 1 AU adalah jarak Bumi-Matahari (sekitar 150 juta kilometer).
Pada jarak sejauh itu, hanya dua objek langit lain di tata surya yang memiliki perihelion yang lebih jauh, yakni planetoid 2012 VP113 dan planet kerdil Sedna. Tapi, 2015 TG387 diketahui memiliki orbit yang lebih eksentrik sehingga bisa sangat jauh sekali dari Matahari.
Ilustrasi orbit Goblin. Kredit: Carnegie |
"Saat ini kami hanya berhasil menemukan 2015 TG387 ketika ia sedang mendekati jarak terdekatnya ke Matahari. Menurut perhitungan, 2015 TG387 perlu waktu 40.000 tahun untuk sekali mengelilingi Matahari," tambah Tholen. Sebagai perbandingan, Bumi hanya perlu 365,4 hari untuk sekali mengelilingi Matahari.
Walau sulit ditemukan, umumnya jalur orbit objek-objek trans-Neptunus kecil seperti ini memiliki ciri khas yang sama: mereka semua mencapai perihelion kira-kira pada titik yang sama di langit. Hal itu pun membuat para astronom mencurigai bahwa ada sesuatu yang mempengaruhi orbit objek-objek ini hingga menjadi sedemikian rupa.
Kecurigaan itu megarah ke Planet Kesembilan, yang sejauh ini masih berupa planet hipotesis karena para astronom belum berhasil menemukan sang planet, baru efek-efek yang ditimbulkannya saja.
"Objek-objek trans-Neptunus kecil yang jauh ini seperti 'remah roti' yang membawa kita untuk penemuan Planet Kesembilan. Semakin banyak yang dapat kita temukan, semakin kita dapat memahami tata surya bagian luar," ucap salah satu astronom lainnya dalam studi ini, Scott Sheppard, dari Carnegie Institution for Science.
Bagi para astronom, menemukan objek-objek kecil seperti 2015 TG387, 2012 VP113, dan Sedna merupakan hal yang sangat menarik. Mereka dapat digunakan untuk memahami apa yang terjadi di ujung tata surya kita, yang pada akhirnya nanti mungkin bisa mengubah pemahaman kita terhadap tata surya kita sendiri.
Berikut ini adalah citra terbaik dari Goblin yang didapatkan para astronom. Tampak sang planet kerdil yang berada di tengah gambar berpindah posisi karena dipotret pada waktu yang berbeda:
Kredit: Scott Sheppard |
Sang planet kerdil sendiri diperkirakan memiliki diameter hanya 300 kilometer. Sebagai perbandingan, diameter Bulan yang sering kita amati di langit adalah sekitar 3.474 kilometer. Jadi, sudah pantas lah ia dikategorikan sebagai planet kerdil.
Selamat bergabung dalam keluarga tata surya, Goblin!