Venus di langit dini hari. Kredit: Marek Nikodem |
Tahukah kamu apa itu konjungsi superior? Peristiwa yang satu ini adalah peristiwa ketika sebuah planet berada di seberang Matahari dalam pandangan dari Bumi. Dengan kata lain, posisinya adalah planet-Matahari-Bumi berada segaris lurus.
Ketika berada di konjungsi superior, sebuah planet tidak bisa diamati dari Bumi karena berada di "belakang" Matahari. Konjungsi superior menjadi awal perpindahan kenampakan sebuah planet, dari yang tadinya ada di langit barat saat senja, menjadi di langit timur saat dini hari.
Nah, hal inilah yang akan terjadi pada planet Jupiter. Pada momen konjungsi superior tersebut, Jupiter nantinya akan berada sejauh 0°39' dari posisi Matahari di langit Bumi, membuatnya benar-benar tidak dapat diamati selama beberapa pekan karena hilang dalam silau Matahari.
Titik-titik keberadaan planet. Kredit: Wikimedia |
Jika Jupiter dapat diamati pada saat ia mencapai konjungsi superior, ia akan muncul dalam diameter sudut terkecil (sekitar 30,4 detik busur) dan menampakkan cahaya paling redup karena jaraknya yang jauh.
Beberapa pekan setelah konjungsi superior ini, Jupiter akan muncul kembali, menghiasi langit dini hari di arah timur sebelum fajar menyingsing. Setelah sekitar enam bulan ke depan, sang planet terbesar di tata surya kita tersebut akan mencapai titik oposisi, ketika ia akan terlihat hampir sepanjang malam dalam pandangan dari Bumi.
Secara astronomis, konjungsi superior Jupiter akan terjadi pada 26 November 2018 pukul 13:38 WIB.
Sampai jumpa kembali, Jupiter~