Info Astronomy - Hari ini, 21 Maret 2019 pukul 04:44 WIB, peristiwa ekuinoks terjadi. Sudah tahukah kamu apa itu ekuinoks?
Ekuinoks bukanlah peristiwa langka, apa lagi yang bisa mendatangkan bencana. Sederhananya, ekuinoks adalah peristiwa ketika posisi Matahari kita persis berada di ekuator langit. Ekuinoks adalah peristiwa pada saat posisi Matahari di langit "menyeberang" dari belahan langit selatan menuju ke belahan langit utara, atau sebaliknya, dengan melalui ekuator langit dalam gerak semu tahunannya.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Bukan, bukan Matahari sebenarnya yang bergerak "menyebrang" seperti yang telah dijelaskan di atas, melainkan disebabkan oleh gerak Bumi itu sendiri.
Bumi bergerak dengan dua cara berbeda di tata surya. Pertama, planet kita ini berputar pada porosnya sekali setiap 23 jam 56 menit, menyebabkan adanya pergantian siang dan malam. Kedua, ia bergerak dalam orbitnya mengelilingi Matahari sekali setiap 365,25 hari, menyebabkan adanya siklus musim tahunan. Nah, ekuinoks terjadi ketika kedua gerakan ini bersilangan.
Dalam setahun, persilangan tersebut selalu terjadi dua kali, yakni antara tanggal 19, 20, 21
Maret dan 21, 22, 23 September. Untuk Maret 2019 ini, ekuinoks terjadi
pada tanggal 21.
Persilangan tersebut bisa terjadi karena rotasi Bumi kita rupanya miring 23,4 derajat relatif terhadap bidang orbitnya. Kemiringan ini selalu menuju ke titik yang sama di langit, yang disebut kutub langit, di mana pun Bumi berada dalam orbitnya di sekitar Matahari.
Di langit Bumi, ada juga yang dikenal sebagai garis ekliptika, yakni jalur khayal tempat Matahari bergerak dari terbit hingga terbenam sepanjang tahun. Garis ekliptika ini bersilangan dengan garis ekuator langit, karena kemiringan sumbu rotasi Bumi 23,4 derajat, maka sudut persilangan antara garis ekliptika dan garis ekuator langit juga memiliki nilai yang sama.
Persilangan garis ekliptika dan ekuator langit inilah yang dikenal sebagai titik ekuinoks.
Kombinasi antara gerak rotasi Bumi yang miring dan revolusi Bumi terhadap Matahari menyebabkan posisi Matahari di langit seolah berpindah-pindah, mulai antara garis lintang 23º27' LU hingga ke 23º27' LS secara terus-menerus.
Hal itu pun membuat deklinasi (skala koordinat benda langit yang mana titik acuannya adalah garis ekuator langit) Matahari pun bervariasi mulai dari -23º27' (berada di titik paling selatan di langit Bumi) hingga +23º 27' (berada di titik paling utara di langit Bumi). Ekuinoks adalah peristiwa ketika deklinasi Matahari tepat bernilai 0º, atau tepat berada di atas ekuator.
Pada hari ekuinoks, hampir seluruh wilayah di Bumi (tepatnya hanya wilayah-wilayah yang berada di garis lintang 80º LU hingga 80º LS), akan mengalami durasi siang dan malam yang hampir sama panjangnya, yakni hampir 12 jam.
Karena durasi siang dan malam yang hampir sama itulah kata "ekuinoks", yang merupakan serapan dari bahasa Inggris "equinox", berasal dari kata "aequinoctium" dalam bahasa Latin yang artinya aequus = sama, noctis = malam.
Peristiwa ekuinoks ini menandai awal musim semi di belahan Bumi utara dan musim gugur di belahan Bumi selatan. Di Indonesia, mungkin akan memasuki musim pancaroba dari penghujan ke kemarau.
Ekuinoks juga tidak memberikan dampak yang signifikan pada iklim di Bumi. Suhu siang hari tidak akan naik secara drastis begitu saja karena memang ekuinoks bukan peristiwa yang menyebabkan hal-hal seperti itu terjadi.
Nah, itulah informasi mengenai ekuinoks yang terjadi hari ini. Waspadai informasi yang mengatakan kalau ekuinoks akan menaikan suhu panas, itu adalah hoaks!
Selamat Ekuinoks Maret 2019!
Hari ini, 21 Maret 2019 pukul 04:44 WIB, peristiwa ekuinoks terjadi. Sudah tahukah kamu apa itu ekuinoks?
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com