Info Astronomy - Hujan meteor Lyrid kembali lagi! Ya, hujan meteor memang merupakan peristiwa periodik, yang artinya selalu terjadi setiap tahunnya di tanggal yang sama, termasuk di tahun 2019 ini. Siap untuk berburu meteor?
Menurut informasi dari EarthSky.org, hujan meteor Lyrid sebenarnya sudah aktif setiap tahun mulai dari tanggal 16 hingga 25 April. Pada tahun 2019 ini, puncak hujan meteor ini akan terjadi pada selepas tengah malam tanggal 22 April.
Sayangnya, di tanggal-tanggal puncak tersebut ada Bulan yang baru saja melewati fase purnama, sehingga masih menggantung di langit saat dini hari. Cahaya Bulan yang cukup terang itu dapat menyurutkan intensitas hujan meteor Lyrid yang biasanya bisa mencapai 10 meteor per jam.
Walau begitu, bukan berarti hujan meteor ini tidak teramati. Masih ada kesempatan untuk menemukan beberapa meteor yang melesat di langit pada malam puncak.
Nah, untuk bisa mengamati meteor-meteor itu, kami akan berikan kiat-kiatnya nih!
Kiat pertama: Cari tahu titik radian hujan meteor ini. Jika kamu melacak jalur kemunculan seluruh meteor pada hujan meteor Lyrid, kamu akan menemukan bahwa meteor-meteor tampak melesat dari rasi bintang Lyra, dekat bintang terang Vega.
Rasi bintang Lyra itulah yang merupakan titik radian hujan meteor ini. Dengan menemukan titik radiannya, kesempatan untuk melihat meteor akan jauh lebih besar. Rasi bintang Lyra sendiri bisa ditemukan di langit timur laut mulai selepas tengah malam, persis seperti gambar di bawah ini:
Dengan kata lain, kamu bisa mengamati hujan meteor ini mulai selepas tengah malam hingga menjelang Matahari terbit.
Kiat Kedua: Amatilah di lokasi yang gelap gulita. Cuaca cerah saja tidak cukup, kamu harus mengunjungi lokasi yang jauh dari gemerlap lampu perkotaan. Bisa itu ke pedesaan, perbukitan, atau mengamati dari atas puncak gunung.
Meteor-meteor akan muncul lebih banyak di bawah kondisi langit yang gelap daripada di langit berpolusi cahaya. Jadi, pastikan kamu tidak mengamati di tengah kota seperti Jakarta ya!
Kiat Ketiga: Gunakan jaket, lupakan teleskop. Seperti yang telah disinggung di atas, mengamati hujan meteor Lyrid baiknya dilakukan selepas tengah malam, sehingga mengenakan jaket agar tubuhmu tetap hangat adalah hal yang wajib.
Lupakan juga teleksop. Kamu tidak butuh teleskop untuk mengamati peristiwa hujan meteor. Meteor-meteor akan melesat cepat di langit dan muncul secara acak dari seluruh penjuru langit, sehingga pengamatannya butuh medan pandang yang luas. Penggunaan teleskop dengan bidang pandang sempit hanya akan menyulitkanmu menemukan meteor.
Oh iya, dari mana sih asal hujan meteor Lyrid? Rupanya, hujan meteor ini berasal dari Komet Thatcher (C/1861 G1). Setiap komet yang mendekati Bumi akan menguap, meninggalkan pecahan-pecahan kecil dari permukaannya di sepanjang jalur orbit yang dilaluinya. Pecahan-pecahan tersebut dikenal sebagai debris.
Setiap tahunnya, pada tanggal 16-25 April, planet Bumi kita melintasi bekas jalur orbit komet tersebut. Pada tanggal 22 April, Bumi kita berada tepat di tengah-tengah debris tersebut, sehingga kemunculannya akan lebih banyak. Nah, debris-debris tersebut tertarik oleh gravitasi Bumi, masuk ke atmosfer dan terbakar menjadi meteor.
Komet Thatcher sendiri terakhir kali mengunjungi tata surya bagian dalam pada tahun 1861. Komet ini diperkirakan tidak akan kembali langit di langit Bumi sampai tahun 2276 mendatang.
Selamat berburu Lyrid!
Menanti Puncak Hujan Meteor Lyrid 2019
Hujan meteor Lyrid kembali lagi! Ya, hujan meteor memang merupakan peristiwa periodik, yang artinya selalu terjadi setiap tahunnya di tanggal yang sama, termasuk di tahun 2019 ini. Siap untuk berburu meteor?
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com