Di alam semesta, ada yang dikenal sebagai lubang hitam bermassa bintang, yakni lubang hitam yang terbentuk dari berakhirnya masa kehidupan sebuah bintang yang masif. Namun, rupanya tidak semua bintang akan mengalami masa-masa akhir seperti itu, salah satunya Matahari kita.
Ya, Matahari tidak akan pernah menjadi lubang hitam. Dalam tahap akhir kehidupan bintang, ada tiga jalan
Sebuah bintang jenis deret utama (seperti kebanyakan bintang di alam semesta, termasuk Matahari kita), menurut ScientificAmerican.com, secara konstan akan berada dalam fase keseimbangan antara tekanan gravitasi dari dalam dan tekanan energi dari luar yang dihasilkan oleh fusi hidrogen yang membuatnya "terbakar".
Keseimbangan ini akan relatif stabil sampai bintang kehabisan Hidrogen, membuatnya berhenti terbakar, yang berarti tidak ada lagi tekanan dari luar sehingga bintang akan mulai runtuh ke dalam gravitasinya sendiri.
Bergantung pada seberapa besar massa bintang saat itu, jika sebuah bintang masih cukup masif, mereka mungkin akan terus membakar karbon, neon, oksigen, silikon, dan akhirnya besi. Sampai pada bahan bakarnya yang sudah benar-benar habis, tahap evolusi bintang selanjutnya pun terjadi.
Sebuah bintang pada akhirnya akan mencapai titik di mana keruntuhan dari gravitasi tidak cukup untuk mulai membakar bahan bakar lain pada intinya. Ini adalah saat bintang akhirnya "mati".
Kerdil Putih
Dikutip dari UniverseToday.com, jika bintang memiliki massa kurang dari 1,44 kali massa Matahari (itu berarti termasuk Matahari), ketika bintang jenis ini kehabisan bahan bakarnya sehingga tidak lagi bisa melakukan fusi nuklir, gravitasi bintang tersebut akan meruntuhkan dirinya sendiri menjadi sebuah kerdil putih, melontarkan lapisan terluarnya menjadi nebula planeter.
Hal itu terjadi karena elektron pada bintang bermassa rendah tidak tumpang tindih. Sehingga begitu mereka runtuh, tidak akan terjadi ledakan supernova.
Kerdil putih merupakan bintang redup dan bersuhu rendah. Secara teoritis, kerdil putih pada akhirnya akan semakin redup lagi sampai menjadi kerdil hitam. Walau begitu, saat ini belum ada kerdil hitam yang ditemukan karena usia alam semesta belum cukup untuk kerdil hitam eksis.
Bintang Neutron
Batas 1,44 kali massa Matahari di atas dikenal sebagai batas Chandrasekhar. Jika sebuah bintang dengan massa di atas batas Chandraskhar runtuh, gravitasinya yang sangat kuat dapat membuat seluruh elektron pada bintang tersebut saling tumpang tinduh untuk bergabung dengan proton, hingga akhirnya membentuk neutron.
Ukuran diameter bintang yang tadinya besar, lalu meledak dalam supernova saat kehabisan bahan bakar. Sampai akhirnya, seluruh bintang itu runtuh, meninggalkan inti bintang yang terdiri dari neutron yang sangat padat. Disebutlah jasad bintang yang satu ini sebagai bintang neutron.
Lubang Hitam
Bagaimana evolusi bintang menjadi lubang hitam sebenarnya mirip dengan bagaimana sebuah bintang masif menjadi bintang neutron. Namun, ada persyaratan khusus bagi sebuah bintang untuk bisa menjadi lubang hitam.
Eits, bukan... persyaratannya bukan harus lulusan S1 dari kampus ternama atau memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun lho ya, melainkan menurut EarthSky.org sebuah bintang harus memiliki massa setidaknya 10 kali massa Matahari untuk bisa berevolusi menjadi lubang hitam.
Bintang dengan massa 10 kali massa Matahari, di akhir kehidupannya, juga akan melewati proses ledakan supernova, tetapi gaya gravitasinya yang jauh lebih besar karena massanya juga besar membuat neutron tidak dapat bertahan dalam keruntuhan bintang tersebut.
Bintang masif yang runtuh ini akan terus terkompresi menjadi kecil dan kecil, sampai gravitasi dari sang bintang mampu menjebak cahaya di dalam apa yang dikenal sebagai "horison peristiwa". Lubang hitam pun tercipta. Objek paling padat di alam semesta itu lahir.
Untuk memberimu gambaran tentang kepadatan lubang hitam, bayangkan kita akan mengompres ukuran Bumi untuk menjadikannya lubang hitam. Caranya adalah: semua massa Bumi saat ini harus muat kamu genggam. Tapi sebelum sempat kamu genggam, kamu sudah tertarik lebih dulu oleh gravitasi Bumi yang sudah menjadi lubang hitam itu.
Kesimpulannya adalah, Matahari kita tidak akan menjadi lubang hitam di masa akhir kehidupannya karena massanya yang kurang masif.