Bila pernah, bintang terang yang kamu lihat itu sebenarnya bukan bintang, sudah bukan bintang lagi secara harfiah. Itu bisa jadi merupakan sebuah supernova, ledakan bintang yang terjadi ketika sebuah bintang yang bermassa 8 sampai 50 kali massa Matahari mencapai akhir hidupnya.
Supernova dalam sekejap bisa sangat menyilaukan, bahkan bisa jauh lebih terang daripada seluruh cahaya bintang se-galaksi yang digabungkan dan memancarkan lebih banyak energi daripada yang diproduksi Matahari kita sepanjang hidupnya.
Baca Juga: Mengenal Supernova dan Mengapa Bintang Meledak
Sepanjang sejarah peradaban umat manusia, menurut Ensiklopedia Britanica banyak supernova yang pernah diamati dan tercatat dalam peninggalan-peninggalan kuno, jauh sebelum teleskop ditemukan. Supernova tertua yang tercatat adalah RCW 86, yang dilihat para astronom Tiongkok pada tahun 185 M. Catatan mereka menunjukkan bahwa supernova tersebut terlihat di langit selama delapan bulan berturut-turut.
Supernova lain yang diamati sebelum teleskop ditemukan terjadi pada tahun 393, 1006, 1181, 1572 (dipelajari oleh astronom terkenal Tycho Brahe) dan 1604. Brahe menulis tentang pengamatannya tentang "bintang baru" dalam bukunya, "De nova stella". Ialah yang mempelopori nama "nova" pada kata supernova.
Namun, nova saat ini diklasifikasikan berbeda dari supernova. Keduanya memang merupakan ledakan bintang, tetapi sementara nova adalah ledakan bintang pada sistem biner ketika salah satu bintangnya mengonsumsi material bintang pendampingnya, supernova adalah ledakan bintang tunggal.
Baca Juga: Mengenal Nova, Supernova, Hipernova, dan Kilonova
Di era modern, salah satu supernova yang cukup terkenal adalah SN 1987A, yang teramati selama lebih dari sepekan pada tahun 1987. Supernova tersebut paling banyak dipelajari oleh para astronom karena cukup depat sehingga dapat melihat bagaimana supernova berevolusi dalam beberapa dekade pertama setelah ledakan.
Seberapa Sering Supernova Terjadi?
Rata-rata, menurut Space.com, sebuah supernova akan muncul sekitar sekali setiap 50 tahun di sebuah galaksi seukuran Bimasakti. Dengan kata lain, sebuah bintang dapat meledak setiap detik di suatu tempat di alam semesta. Ya, supernova sangat sering terjadi, meskipun tidak selalu teramati dari Bumi karena luasnya alam semesta.Jika saja kita dapat memonitor semua galaksi di alam semesta secara sekaligus, setiap detiknya akan ada setidaknya satu supernova yang terjadi di satu galaksi. Bahkan sebelum supernova di satu galaksi tersebut meredup, supernova lain terjadi juga di galaksi lain.
Baca Juga: Seberapa Jauh Jarak Aman Bumi dari Supernova?
Tentu saja, kita tidak bisa memonitor semua galaksi di alam semesta. Apa yang bisa kita lakukan, dan yang memang para astronom lakukan sejauh ini, adalah melakukan survei langit sebanyak mungkin, lalu mengumpulkan hasil survei itu ke dalam komputer sebagai basis data.
Nantinya, survei yang sama akan dilakukan secara reguler per tahun. Ketika ada perbedaan pada gambar yang didapatkan dari dua survei yang berbeda tahun itu, bisa jadi hal itu disebabkan karena terjadinya ledakan supernova.
Menurut Rochester Academy of Sciences, sejak tahun 1996, supernova yang berhasil ditemukan adalah sebagai berikut:
- 1996: 96 supernova ditemukan (hampir 2 per minggu)
- 1997: 163 supernova ditemukan (lebih dari 3 per minggu)
- 1998: 161 supernova ditemukan
- 1999: 198 supernova ditemukan
- 2000: 183 supernova ditemukan
- 2001: 302 supernova ditemukan (hampir 6 per minggu)
- 2002: 339 supernova ditemukan
- 2003: 367 supernova ditemukan (lebih dari 1 per hari, saat ini)
- 2004: 328 supernova ditemukan
- 2005: 377 supernova ditemukan
- 2006: 554 supernova dilaporkan (lebih dari 10 per minggu)
- 2007: 579 supernova ditemukan
- 2008: 448 supernova ditemukan
- 2009: 513 supernova ditemukan
- 2010: 586 supernova ditemukan
- 2011: 902 supernova ditemukan
- 2012: 1045 supernova ditemukan
- 2013: 1454 supernova ditemukan (hampir 4 per hari)
- 2014: 710 supernova ditemukan dalam 4 bulan pertama!
Intinya, supernova merupakan peristiwa alam yang terjadi secara terus-menerus.