Di Indonesia, kita hanya akan kebagian gerhana Matahari parsial saja. Pada puncaknya, hanya sebagian wajah Matahari saja yang akan tertutupi oleh Bulan, sementara sebagian lainnya masih akan terang seperti biasanya.
Itulah mengapa, untuk pengamatan gerhana Matahari parsial ini, sangat dibutuhkan filter cahaya Matahari untuk menjaga matamu tetap aman. Karena nantinya, kondisi saat puncak gerhana tidak akan gelap gulita layaknya gerhana Matahari total.
Maka dari itu, disarankan untuk tidak mengamati gerhana Matahari parsial ini lewat: plastik film hitam putih, kacamata hitam biasa, kaca gelap, ataupun air dalam baskom. Meskipun terasa aman-aman saja saat menggunakan alat-alat tadi, faktanya sinar UV dari Matahari akan tetap membakar retina matamu secara perlahan. Efek pada mata tidak akan terasa, tetapi efek jangka panjangnya laten.
Oh iya, sebelumnya, sudah tahu belum daerah mana saja yang akan kebagian untuk melihat gerhana Matahari parsial pada 21 Juni 2020 beserta persentasenya? Nah, InfoAstronomy.org sudah membuatkan infografiknya nih.
Pulau Sumatra
Pulau Sulawesi dan Maluku Utara
Pulau Papua dan Maluku
Bagaimana dengan Pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT?
Sebagian besar wilayah Pulau Jawa sepertinya kurang beruntung kali ini karena nggak kebagian gerhana Matahari parsial. Sebagian Jawa Timur yang kebagian juga kurang dari 1% sehingga nggak bisa terlihat jika tanpa teleskop yang sudah dilapisi filter Matahari.
Persentasenya adalah sebagai berikut:
Bagaimana? Berapa pesen daerahmu bisa melihat gerhana Matahari parsial pada 21 Juni 2020 mendatang? Selalu pastikan mata kamu aman dari silau Matahari ya. Melihat gerhana Matahari parsial tanpa kacamata berfilter Matahari sama saja seperti melihat Matahari saat sedang tidak terjadi gerhana.
InfoAstronomy sendiri menyediakan kacamata berfilter gerhana secara terbatas yang bisa kamu dapatkan di InfoAstronomyStore.com. Silakan klik di sini kalau kamu mau atau klik gambar di bawah ini ya.