Info Astronomy - Tahukah kamu, selain ada pola-pola rasi bintang, langit Bumi juga dihiasi pola-pola asterisma? Keduanya pada dasarnya sama saja, yakni pola bintang yang tersusun dari bintang-bintang terang. Namun, di sini kita akan cari tahu perbedaannya.
Umat manusia telah merangkai pola di antara bintang-bintang sejak zaman dahulu. Jika kamu pernah berkunjung ke suatu lokasi yang langit malamnya masih gelap gulita sehingga banyak cahaya bintang yang bisa terlihat, kira-kira seperti itulah yang nenek moyang kita lihat pula.
Dalam kebudayaan Barat, penyair Yunani Aratus pada abad ketiga SM membuat deskripsi yang terdiri dari 43 rasi bintang, yang mana selanjutnya dikembangkan Ptolemeus menjadi daftar 48 rasi bintang pada abad kedua Masehi.
Pola-pola tersebut sering berubah dari waktu ke waktu, tetapi sebagian besar sudah berada dalam pola yang tetap sejak tahun 1922, ketika International Astronomical Union (IAU) menyempurnakan daftar rasi bintang di langit.
IAU membuat batas-batas di antara rasi bintang dan, dengan perbatasan-perbatasan itu, mereka akhirnya menetapkan atau meresmikan 88 rasi bintang di langit. Dengan begitu, saat ini tidak ada secuil pun wilayah langit yang bukan bagian dari rasi bintang.
Contoh batas-batas rasi bintang bisa kamu lihat di atas. Di antara rasi bintang ini, dibuat garis-garis batas di antara mereka. Batas-batas ini sangat berguna bagi para astronom. Misalnya, jika seorang astronom menemukan benda langit baru di suatu area langit, mereka bisa mencari tahu benda langit itu ada di dalam batas rasi bintang apa.
Asterisma, di sisi lain, juga merupakan pola bintang. Bedanya, pola bintang asterisma bersifat informal, tidak ditetapkan oleh IAU. Sebuah asterisma juga bisa terdiri atas bintang-bintang yang berasal dari satu atau lebih rasi bintang.
Sebagai contoh, kamu bisa melihat gambar paling atas artikel ini. Segitiga yang diberi garis putih dikenal sebagai asterisma Segitiga Musim Panas, yang mana terdiri atas bintang Deneb, Vega, dan Altair yang masing-masing berada pada rasi bintang Cygnus, Lyra, dan Aquila.
Sama seperti rasi bintang, asterisma juga bisa dimanfaatkan sebagai penunjuk arah mata angin atau penanda musim. Misalnya, asterisma Biduk, yang bentuknya bisa kamu lihat di bawah ini:
Asterisma Biduk atau yang dikenal juga sebagai Big Dipper adalah penunjuk arah mata angin utara. Kalau kamu berada di pegunungan atau di tengah laut saat malam hari dan bisa menemukan asterisma ini, kamu sedang melihat ke arah utara.
Intinya adalah, rasi bintang merupakan pola-pola bintang yang bentuk dan batas-batasnya sudah ditetapkan secara internasional, sehingga tidak bisa berubah atau ditambah lagi. Sementara asterisma bersifat lebih informal, kita bahkan bisa merangkai asterisma sendiri, tetapi tidak akan diakui secara internasional maupun digunakan dalam dunia akademis.
Apa Bedanya Rasi Bintang dengan Asterisma?
Tahukah kamu, selain ada pola-pola rasi bintang, langit Bumi juga dihiasi pola-pola asterisma?
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com